Keseruan Relawan Dapur MBG di Tengah Ritme Dapur yang Cepat
TIM pemorsian di SPPG Pagesangan yang siap membagi MBG yang hendak disalurkan ke penerima manfaat.-SPPG Pagesangan untuk Harian Disway-
Koordinator pemorsian, Humrotin Fajariyah, menyebut pemorsian dilakukan bertahap. Menu yang siap terlebih dahulu langsung ditata rapi di ompreng. Cara ini membuat suasana bergerak.
Di balik tekanan waktu, suasana pemorsian justru terasa hidup. Mayoritas pegawai masih relatif muda. Jiwa semangatnya masih terasa. Saling menyemangati. “Awalnya kaku. Sekarang sudah tahu ritmenya,” ungkap Humrotin dengan nada penuh penekanan.
Di luar dapur, tim distribusi bersiap. Mobil dicek ulang. Proses ini dilakukan sambil bercanda ringan. Namun tetap teliti. Karena MBG (Makanan Bergizi Gratis) harus sampai dalam kondisi baik.
BACA JUGA:Program MBG di MAN Sidoarjo Bikin Siswa Punya Kesempatan Menabung dan Hemat Rp10 Ribu
BACA JUGA:MBG: Antara Nutrisi dan Krisis Keamanan Pangan
Salah seorang pengemudi distribusi, Romadhony Adimas Syahputra, mengatakan pengantaran biasa dimulai sebelum 06.30.
"Serunya itu pas sampai sekolah. Anak-anak di depan sudah nunggu. 'MBG-ne teko, MBG-ne teko (MBG nya sudah datang, MBG nya sudah datang, Red)'," ceritanya dengan ekspresi wajah yang semringah, menceritakan reaksi para siswa.
Dalam satu hari, satu mobil bisa membawa hingga seribu porsi. Namun pengiriman dilakukan beberapa kali. Menyesuaikan jam makan tiap sekolah. Dari yang paling pagi hingga menjelang siang.
Tantangan terbesar ada di jalan. "Kadang itu macet, apalagi ditambah jalannya sempit. Jadi harus sabar ngadepin pengendara lain yang emosi," ujar pria berumur 28 tahun itu.
BACA JUGA:BGN: Produksi MBG Dibatasi Maksimal 3.000 Porsi per Hari
BACA JUGA:Tiga Hal Indonesia Belajar dari India Soal MBG, Begini Kata Mantan Direktur WHO
"Tapi capeknya kebayar pas lihat anak-anak senang," kata Romadhony dengan senyuman lebar.
Jam kerja baru benar-benar selesai setelah semua makanan terkirim. Ompreng kembali diambil. Mobil dicuci. Peralatan makan dibersihkan. Hingga dapur tertata rapi kembali.
Tidak ada hari yang benar-benar santai di dapur SPPG Pagesangan. Namun dibalik ritme cepat itu, ada canda kecil. Ada rasa kebersamaan yang kuat. Ada rasa bangga yang mendalam.
Keseruan di SPPG bukan soal gaduh. Tapi tentang kerja bersama. Tentang bergerak cepat dalam satu tujuan. Mengantar makanan. Mengantar harapan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: