Perampokan-Pembunuhan Pengacara di Cilacap: Pelaku Rencanakan Matang
ILUSTRASI Perampokan-Pembunuhan Pengacara di Cilacap: Pelaku Rencanakan Matang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Saat Perampokan Toko Emas
Sorenya Aris dan Suyudi bertemu di makam Panembahan Tunggul Wulung. Makam itu selalu ramai hampir setiap tengah malam. Banyak peziarah. Mereka meyakini makam tersebut bertuah. Orang minta apa pun bisa terkabul.
Budi: ”Maka, tersangka mengaku, ia memilih waktu pertemuan di situ sore. Saat pagi sampai sore di situ selalu sepi. Jadi, sudah direncanakan.”
Aris dan Suyudi bertemu di pendopo pemakaman. Suyudi tidak membawa senjata. Tapi, ia kemudian izin ke Aris mau kencing di toilet umum. Suyudi pergi, Aris menunggu di pendopo.
BACA JUGA:Perampokan Ini Terlalu Lancar
Saat itulah Suyudi mengambil senjata: balok kayu yang sudah ia siapkan.
Suyudi kembali ke lokasi Aris dengan cara menyelinap. Lalu, ia memukul kepala Aris dari belakang dengan balok. Aris tumbang. Tubuhnya diseret Suyudi menuju mobil Aris. Di dalam mobil, Aris dicekik Suyudi sampai tak bergerak lagi.
Kata polisi, pelaku sudah merencanakan itu dengan matang.
”Halo… Mbah Aok,” telepon Suyudi ke temannya, dukun Aok. Ia menceritakan baru saja membunuh pengacara bermobil. Suyudi menjanjikan hasil penjualan mobil dibagi dua jika Aok membantu membuang mayatnya. Aok menolak.
Aok dan istrinya, S, sempat diamankan polisi. Namun, dukun pengganda uang itu tak terbukti terlibat pembunuhan. Ia menolak ajakan Suyudi. Ia dibebaskan, tetapi tetap dipantau polisi.
Suyudi menelepon adiknya, Suwanto, menceritakan hal yang sama. Suwanto datang ke TKP. Suwanto melihat kondisi korban yang sudah tak bergerak. Mayat korban tidak dikubur di pemakaman itu karena butuh waktu menggali tanah dan sebentar lagi banyak peziarah yang berdatangan.
Lalu, mereka naik mobil itu bersama mayat korban menuju Alas Kubangkaung, Kawunganten, Cilacap. Berjarak sekitar 20 kilometer dari TKP. Lokasi itu hutan jati. Di tengah gulita malam.
Di pinggir hutan itulah (berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya), Aris dikubur. Kuburan dangkal, tak sampai semeter, yang digali kakak beradik itu.
Seusai mengubur, mereka berpisah. Suyudi menyuruh adiknya membawa mobil itu untuk dijual ke penadah yang, katanya, sudah berani membeli Rp 90 juta di suatu tempat di Jateng.
Sebelum berpisah, Suyudi memberi Suwanto ongkos cuci mobil (karena berlepotan darah) Rp 200 ribu. Pesan Suyudi ke adiknya, mobil harus dicuci dulu. Kalau tidak, bakal ketahuan bekas pembunuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: