Rais Aam PBNU Ajak Masyarakat Teladani Pendiri NU KHR Asnawi
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar datang ke makam Sunan Kudus untuk memperingati Haul ke-68 KHR Asnawi, Selasa, 16 Desember 2025. -PBNU-
KUDUS, HARIAN DISWAY – Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar menghadiri haul ke-68 KH Raden Asnawi, di kompleks makam Sunan Kudus pada Selasa malam, 16 Desember 2025. KHR Asnawi merupakan salah satu pendiri NU. Keturunan Sunan Kudus itu adalah tokoh panutan yang harus menjadi inspirasi bagi anak cucu serta santri-santri sekarang ini dalam berdakwah menyebarkan Islam.
Miftachul Akhyar berharap akan ada sosok-sosok muda yang melanjutkan model dakwah dan keislaman KHR Asnawi. "Selain kita berharap keberkahan dari shahibul haul, KHR Asnawi, kita berharap ada sesuatu yang dapat kita teladani. Apa saja yang membuat beliau mencapai level kealiman dan ketokohan, harus kita gali," ungkap pengasuh pondok pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, itu.
BACA JUGA:PWNU Jatim Tegaskan Netral di Tengah Konflik PBNU, Fokus Bina PCNU dan MWC NU
BACA JUGA:Gus Yaqut Dipastikan Hadir Penuhi Panggilan KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji 2023–2024
Menurut Kiai Miftach, ancaman terhadap keimanan dan keyakinan terus membayangi umat. apalagi dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini. Kemajuan teknologi terkadang menimbulkan distrubsi. Suatu usaha yang sudah besar, sudah mapan, sudah malang melintang, tiba-tiba bangkrut tergerus zaman. "Situasi semacam ini juga harus diwaspadai akan dialami oleh keimanan dan keyakinan kita," ujarnya.

Suasana Haul ke-68 KHR Asnawi di kompleks makam Sunan Kudus, 16 Desember 2025.-FOTO: PBNU-
Agar bisa bertahan di zaman modern seperti sekarang ini, kata Kiai MIftach mengajak masyarakat untuk menjaga hati dan tetap cinta terhadap para auliya. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya distrubsi keimanan dan keislaman kita. Tokoh besar KHR Asnawi sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, kata Kiai Miftach, harus diteladani dan ajaran-ajarannya dipraktikkan di zaman ini.
Acara tahlil umum tersebut dihadiri oleh ribuan santri dan masyarakat yang datang dari Kudus dan sekitarnya. Tokoh dan ulama Kudus hadir lengkap dalam tahlil yang selalu dilaksanakan setiap sore tanggal 25 Jumadil akhir, tepat saat beliau KHR Aanawi Kudus meninggal dunia pada 25 Jumadil Akhir 1378 H, bertepatan dengan 26 Desember 1959.

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar datang ke makam Sunan Kudus untuk memperingati Haul ke-68 KHR Asnawi, Selasa, 16 Desember 2025. -FOTO: PBNU-
Haul ke-68 KHR Asnawi bertemakan Suluh Peradaban; Mulat Ngelmu lan Laku. Rangkaian acaranya telah berlangsung sejak Kamis, 11 Desember 2025. Dimulai dari Halaqah Turast KHR Asnawi, Bahtsul Masail, Ziarah, Napak Tilas Laku KHR Asnawi dari Pondok Bendan ke Sunan Muria, Khatmil Qur’an, dan akan ditutup dengan pengajian umum oleh Dr KH Faiz Syukron Makmun dari Jakarta dan KH Habib Umar al-Muthohar dari Semarang.
BACA JUGA:Tragedi Pemakzulan di PBNU saat Ini! Ketegangan Elite yang Merusak Marwah Organisasi Islam Terbesar
BACA JUGA:Mohammad Nuh Resmi Jadi Katib Aam, PBNU Bantah Isu Konsesi Tambang Picu Konflik
Seusai memberikan mauidhoh di acara tersebut, KH. Miftachul Akhyar juga meresmikan secara simbolis kantor Turats Ulama Kudus, di Jalan Sunan Kudus No 188. Ini sebagai motivasi sekaligus sebagai mesin penggerak untuk tim Turats Ulama Kudus menelusuri jejak-jejak ulama Kudus sekaligus nguri-nguri dan melestarikan karya dan peninggalan ulama-ulama Kudus. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: