Cadillac Resmi Debut di F1 2026, Tantang Regulasi Terberat dalam Sejarah Modern

Cadillac Resmi Debut di F1 2026, Tantang Regulasi Terberat dalam Sejarah Modern

Dari Kiri, Valtteri Bottas dan Sergio Perez, pembalap berpengalaman F1 yang direkrut Cadillac F1 Team untuk Formula 1 musim 2026--Twitter Cadillac F1 News @CadillacF1News

Langkah berikutnya pun telah disusun. Cadillac dijadwalkan melakukan uji coba pertama pada akhir Januari di Sirkuit Barcelona-Catalunya, sebelum melanjutkannya dengan tiga sesi tes pramusim.

Untuk sementara, Cadillac akan menggunakan unit daya (mesin dan gearbox) dari Ferrari pada musim 2026 dan 2027. Setelah itu, tim ini akan beralih ke unit daya produksi General Motors (GM).

Sejak resmi bergabung sebagai tim ke-11 di grid Formula 1, Cadillac menunjukkan perkembangan pesat di berbagai lini. Mereka membangun basis teknis baru di Silverstone dan merekrut dua pembalap berpengalaman, Valtteri Bottas dan Sergio Perez.

BACA JUGA:Masterplan Andretti Gabung Formula One: Umumkan Kerjasama dengan Cadillac

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Formula 1 2026, Madrid Gantikan Imola!

Mobil Cadillac F1 ditargetkan siap beroperasi sejak hari pertama, meskipun harus mengorbankan performa murni. Pengembangan lanjutan akan dilakukan secara bertahap, termasuk melalui berbagai sesi pengujian sepanjang tahun 2026.

Lowdon menegaskan bahwa kejelasan menjadi prioritas utama dibandingkan kinerja instan. Tidak ada ambisi mengejar publisitas media atau catatan waktu yang mencolok. Cadillac ingin belajar, bukan mencuri perhatian terlalu dini.

Pengalaman Haas F1 saat debut pada tahun 2016 menjadi pengingat. Meski sempat dilanda kekacauan di awal, tim tersebut perlahan mampu mengikuti ritme Formula 1 yang menuntut kesempurnaan di setiap balapan.

Di atas kertas, Cadillac F1 terlihat kokoh. Namun sejumlah pengamat tetap menyikapi kehadiran mereka di grid 2026 dengan penuh kehati-hatian.

“Mobil baru, unit daya baru, ban baru, elektronik baru, bahan bakar berkelanjutan—dan Anda mencoba membangun tim di tengah semua itu. Itulah tantangan yang dihadapi Cadillac,” ujar Paul Monaghan, kepala insinyur Red Bull F1.

“Membangun tim baru, merekrut sumber daya, mengintegrasikan sistem, hingga menempatkan mobil di grid adalah tugas yang sama sekali tidak bisa diremehkan,” tambah Bernie Collins, mantan kepala analisis strategi Aston Martin Aramco F1 yang kini menjadi komentator Sky F1.

Satu hal yang pasti, seluruh paddock tengah mengamati. Para rivalnya mulai waspada, dan kejuaraan Formula 1 bersiap menguji penantang barunya dengan cara yang tanpa ampun. Hitung mundur telah dimulai.

Apakah Cadillac sedang meletakkan fondasi untuk menjadi raksasa jet darat masa depan, atau justru akan masuk dalam daftar panjang proyek ambisius yang runtuh karena kompleksitas olahraga ini?

Ingat, kejuaraan Formula 1 tidak pernah memaafkan proses pembelajaran yang terlalu lambat.(*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: