Upacara Li Yuan, Parakhin Kukuhkan 10 Rohaniwan Konghucu di Hari Genta Rohani

Upacara Li Yuan, Parakhin Kukuhkan 10 Rohaniwan Konghucu di Hari Genta Rohani

Liem Tiong Yang saat pengukuhan sebagai rohaniwan bergelar Xue Shi di Kelenteng Boen Bio Surabaya, 21 Desember 2025.-Guruh D.N.-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kelenteng Boen Bio Surabaya akhirnya memiliki rohaniwan bergelar Xue Shi. Itu merupakan pendeta dalam tingkatan tertinggi setelah Jiao Sheng dan Wen Shi. 

Pengukuhan gelar tersebut digelar oleh Perkumpulan Rohaniwan Agama Konghucu Indonesia (Parakhin) melalui upacara Li Yuan, 21 Desember 2025 di kelenteng tersebut. Upacara itu bertepatan dengan Hari Genta Rohani, hari besar dalam agama Konghucu.

Terdapat pula 10 penganut Konghucu lainnya yang dikukuhkan sebagai rohaniwan. Dari Daoqing atau umat biasa menjadi Jiao Sheng. Kemudian dari Jiao Sheng diangkat menjadi Wen Shi.

Lantas dari Wen Shi diangkat menjadi Xue Shi. Gelar tertinggi Xue Shi disematkan oleh Parakhin untuk Liem Tiong Yang, rohaniwan yang telah puluhan tahun mengabdi di Kelenteng Boen Bio.

BACA JUGA:Fungsi dan Makna Jumlah Dupa untuk Sembahyang Menurut Konghucu

BACA JUGA:Umat Konghucu Gelar Cisuak Larung di Pantai Kenjeran, Ritual Tahunan Jelang Imlek

Salah seorang penerima lainnya adalah Drh. Liang Kaspe, dokter hewan yang pernah bertugas di Kebun Binatang Surabaya. Dia diangkat menjadi Jiao Sheng. 


Prosesi Lik Yen, pengukuhan 10 rohaniwan Konghucu di Kelenteng Boen Bio, 21 Desember 2025.-Guruh D.N-Harian Disway

"Jiao Sheng adalah istilah rohaniwan tingkat dasar. Tugasnya mengajarkan agama pada para umat. Kemudian Wen Shi adalah guru agama. Ia membina dan membimbing para Jiao Sheng untuk menjadi Wen Shi," ujar Xs. Djohan Adjuan, pemimpin upacara Lik Yen.

Drh Liang merasa bersyukur dia dianugerahi gelar tersebut. Namun, tantangan tentu menantinya. "Tugas saya adalah memberikan bimbingan pada umat. Termasuk pada anak muda. Saya ingin menunjukkan bahwa Konghucu ini agama yang tidak ribet. Tidak seperti anggapan banyak orang tentang banyaknya ritual," ujarnya.

"Agama Konghucu itu mengajarkan kebajikan secara fleksibel. Bisa menyesuaikan zaman. Jika dipahami lebih lanjut dan diajarkan dengan kesabaran dan telaten, anak-anak muda akan tahu seluk-beluk agama ini," tambahnya.

BACA JUGA:Begini Kriteria Pemimpin Ideal dalam Pandangan Konghucu

BACA JUGA:Endang Titis Bodro Triwarsi, Rohaniwan Konghucu Bersuku Jawa (2) : Perempuan Jawa yang Dikagumi Umat Tri Dharma

Drh. Liang pun menyebut bahwa meski Konghucu minoritas, agama tersebut mampu bekerja sama dan membaur dengan siapa saja. Konghucu bukan agama milik etnis tertentu. Bukan pula agama yang kaku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: