Indeks Kerukunan Umat Beragama Tertinggi dalam 11 Tahun, Kemenag Ingatkan Agama Harus Jadi Kompas Moral

Indeks Kerukunan Umat Beragama Tertinggi dalam 11 Tahun, Kemenag Ingatkan Agama Harus Jadi Kompas Moral

Kementerian Agama rilis Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) 2025 sebesar 77,89—skor tertinggi sejak 2015.-Dok. Kemenag-

“Dimensi toleransi mencapai 88,82, dimensi kebersamaan 65,49, dan dimensi kesetaraan 79,35,” ujar Ramdhani.

BACA JUGA:Kemenag Tunggu Restu Prabowo soal Sosok Direktur Jenderal Pesantren

BACA JUGA:Transisi Aset dan SDM ke Kementerian Haji Mulus, Kemenag Pastikan Tak Ganggu Persiapan Haji 2026

Dimensi toleransi menjadi penopang terkuat, terutama pada aspek penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan. Namun, dimensi kebersamaan masih memerlukan penguatan, khususnya dalam partisipasi lintas komunitas dalam kehidupan sosial.

Dalam catatan 11 tahun terakhir, skor IKUB menunjukkan fluktuasi namun cenderung menguat. Setelah sempat berada di titik terendah pada 2020 dengan skor 67,46, indeks ini kembali meningkat secara konsisten hingga mencapai puncaknya pada 2025.

“Tahun ini, Indeks KUB mencapai 77,89, tertinggi dalam 11 tahun terakhir,” tandas Ramdhani.

Selain IKUB, Kemenag juga merilis Indeks Kesalehan Umat Beragama (IKsUB) 2025 dengan skor 84,61, masuk kategori sangat tinggi.

BACA JUGA:Kemenag Luncurkan Telepontren, Layanan untuk Santri Laporkan Kekerasan

BACA JUGA:Wujudkan Pesantren Ramah Anak, Kemenag Bentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Indeks ini terbagi dalam dua dimensi. Dimensi sosial yang mencakup solidaritas, etika sosial, pelestarian lingkungan, etika digital, dan ketaatan pada pemerintah mencapai skor 82,00. Sementara dimensi individual, yang mencakup ritual, spiritualitas, dan kecerdasan emosional, mencatat skor 87,21.

IKsUB juga menunjukkan tren peningkatan sejak 2020 dan mencerminkan penguatan kesalehan tidak hanya secara personal, tetapi juga dalam relasi sosial.

Menurut Ramdhani, agenda Refleksi dan Proyeksi menjadi fondasi penting bagi arah kebijakan Kementerian Agama ke depan.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Agama, kita ingin ke depan seluruh program Kemenag disusun berdasarkan data,” ujarnya.

Berbagai indeks keagamaan mulai dari kerukunan, kesalehan, moderasi beragama, hingga literasi kitab suci akan menjadi instrumen evaluasi agar kebijakan keagamaan benar-benar berdampak bagi masyarakat.

“Melalui indeks-indeks ini, kita menakar sejauh mana layanan dan kebijakan keagamaan benar-benar berdampak bagi umat,” tegasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: