SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat ada 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes. Jumlah ini meningkat sebanyak 70 persen jika dibandingkan dengan 2010 lalu.
Data yang dikantongi oleh IDAI tersebut berasal dari 15 kota yang ada di Indonesia. Diantaranya adalah Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Kasus ini didominasi oleh masyarakat yang ada di Jakarta dan Surabaya. Berdasarkan data yang diinformasikan oleh IDAI, bahwa kasus diabetes pada anak dominan berasal dari kota-kota metropolitan. Di mana tempat paling banyak gerai makanan dan minuman manis menjamur. BACA JUGA:Presiden FIFA Gianni Infantino Tahu Persis Kualitas Ketum PSSI Erick Thohir BACA JUGA:Update Gempa Turkiye: Korban Tewas 45 Ribu Jiwa, Bantuan ke Suriah Sulit Masuk Ketika makanan maupun minuman yang dikonsumsi anak (usia 2-18 tahun) mengandung kadar gula lebih dari yang disarankan per harinya, yakni 6 sendok teh atau 24 gram, maka hal ini memicu datangnya mother of diseases . Ditambah lagi kurangnya pengendalian dari orang tua yang bisa berakibat fatal apabila tidak ada pengawasan. Maka untuk mencegah hal ini, orang tua sebagai garda terdepan harus mengetahui gejala diabetes pada anak. Terdapat dua tipe diabetes yang bisa terjadi pada anak, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Muhammad Faizi, Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI mengatakan bahwa dari angka yang tercatat saat ini, sebanyak 90 persen anak mengidap diabetes tipe 1, dan 10 persen lainnya mengidap diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 pada anak terjadi ketika kondisi tubuh tidak lagi bisa memproduksi hormon penting seperti insulin. Padahal, untuk bertahan hidup anak membutuhkan insulin. Maka dari itu, insulin yang hilang perlu diganti dengan suntikan atau pompa insulin.Gejala-gejala anak menderita diabetes-Foto/KlikDokter- Gejala diabetes tipe 1 pada anak biasanya berkembang dengan cepat. Ditandai dengan meningkatnya rasa haus, sering buang air kecil, kelaparan ekstrim, penurunan berat badan yang tidak disengaja, sering kelelahan, perubahan perilaku, hingga nafas berbau buah. Sementara diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang mempengaruhi cara tubuh anak memproses glukosa untuk bahan bakar. Tanpa adanya pengobatan, bisa menyebabkan gula menumpuk di aliran darah dan menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang serius. Gejala diabetes tipe 2 ini berkembang secara bertahap. Biasanya, gangguan tersebut bisa terlihat apabila dilakukan pemeriksaan rutin. Tanda-tanda yang biasa dialami apabila terlalu banyak gula dalam aliran darah adalah meningkatnya rasa haus, sering buang air kecil, meningkatnya rasa lapar, kelelahan, penglihatan kabur, area kulit gelap, penurunan berat badan yang tidak disengaja, hingga sering infeksi. BACA JUGA:Warga NU Tidak Haram Coblos PAN BACA JUGA:Program Kartu Prakerja 2023 Resmi Dibuka, Ini Link Pendaftarannya Untuk menghindari resiko diabetes hingga memicu hal yang lebih serius, orang tua dan anak harus bisa bekerja sama untuk mempertahankan kontrol gula darah yang baik. Penerapan pola makan yang sehat sejak dini juga turut serta membantu menghindari penyakit-penyakit berbahaya. Pun aktivitas fisik adalah salah satu hal yang sangat dianjurkan. Dengan begitu, anak bisa mengeluarkan racun-racun dalam tubuh melalui keringat. Orang tua bahkan juga bisa melakukan kunjungan rutin ke dokter anak untuk memeriksakan keadaan tubuh anak. (Umaimah ‘Iffat)