SURABAYA, HARIAN DISWAY - Gelaran Jatim Media Summit 2023 resmi dibuka oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Hotel Wiz Luxe Spazio, Dukuhpakis, Surabaya.
Pertemuan ini menghadirkan lebih dari 100 orang stakeholder media online di Jawa Timur. Tujuannya mendiskusikan masa depan dan inovasi media lokal agar naik kelas menjadi nasional.
Acara ini diinisiasi oleh dua media online yakni suara.com dan beritajatim.com. Dalam diskusi yang berlangsung selaman 2 hari, mulai 24 hingga 25 Mei 2023, berbagai pihak akan dipertemukan.
Mulai dari pengelola media, platform global seperti google dan microsof, agensi periklanan nasional, agensi periklanan programatik, praktisi teknologi informasi, para CEO pelaku industri media lokal, media segmen khusus dan media nasional, lembaga donor, pakar marketing, perguruan tinggi, BUMN, lembaga pemerintah dan lain-lain.
BACA JUGA:Mau Nonton Lionel Messi dkk di Jakarta? War Tiket Bisa Melebihi Coldplay
BACA JUGA:Argentina Akan Datang, Erick Thohir: Serius, Bukan Kaleng-Kaleng
Pertemuan berbagai pihak ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas pengelola media lokal dan segmentasi khusus, menambah wawasan dan update perkembangan bisnis media digital, menambah jaringan dan peluang bisnis baru antara pengelola media lokal dengan biro iklan, platform global, dan para pendukung media lokal dan segmentasi khusus.
Harapan dari kegiatan ini adalah bisa menjadi awal bagi media di Jawa Timur naik kelas.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa saat ini kehidupan masyarakat sudah tidak bisa dilepaskan dari hp berisi informasi dan konten digital.
BACA JUGA:Kloter Pertama Jamaah Haji Tiba di Madinah
BACA JUGA:Saat Perampok Minimarket Ditembak Mati
“Generasi muda tidak bisa bertahan tanpa HP lebih dari 7 menit. Baru bangun tidur pasti yang dicari HP,” jelas Khofifah.
Namun mantan Menteri Sosial tersebut menyebut bahwa potensi transaksi digital dan bisnis media di Jawa Timur belum sepenuhnya digali dan dioptimalkan. “Media traffic di Jakarta mencapai 170 juta pengakses. Tapi di Jawa Timur baru 5 juta pengakses. Ini kalau bahasa pesantren baina sama wa sumur (antara langit dan sumur),” jelas Khofifah.
Untuk itulah, Khofifah berharap pertemuan para stakeholder dalam Jatim Summit ini untuk dapat merumuskan model-model bisnis yang akhirnya mampu untuk memperpendek gap akses dan memanfaatkan potensi bisnis yang belum digali.(*)