The Luntas Indonesia adaptasi Naskah Kartolo CS: Warung Kintel

Minggu 30-07-2023,01:05 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rumah Budaya Rakyat di kawasan Karamenjangan, Surabaya, kembali menggelar pementasan ludruk. The Luntas Indonesia, yang dipimpin Robets Bayoned, mengadaptasi naskah Warung Kintel. Naskah sandiwara ludruk radio yang pertama kali digarap oleh Kartolo Cs, pada dekade '80an.

Pementasan itu digelar pada Sabtu, 29 Juli 2023. Terdapat lima pemain yang terlibat: Robets, Ipul Bayoned, Setyawan "Pentil", Anam Kecenk dan Nandita Putri.

"Kami sudah mendapat lisensi dari Cak Kartolo sendiri untuk membawakan naskah-naskahnya," ungkap Robets. Namun, alur, jula-juli serta dialognya menggunakan improvisasi dan pengembangan-pengembangan.

Adegan dibuka dengan setting sebuah warung. Ipul Bayoned berperan sebagai penjaganya. Warungnya didatangi oleh Robets dan Pentil. Mereka mengocok perut penonton dengan joke-joke segar. "Pul, tahu isimu iki ojok diisi bihun. Gak awet (Pul, tahu isimu ini jangan diisi bihun. Tidak awet)," kata Robets.

BACA JUGA:Super-Banyol, Grup Ludruk Luntas Hibur Tamu Ulang Tahun Harian Disway

BACA JUGA:Royal Regantris Hospitality-The Luntas Indonesia Pentaskan Ludruk Opera Sam Pek Eng Tay

"Terus diisi opo (Lantas diisi apa?)," tanyanya.

"Kawat!".

Keduanya pun berdebat. Mulai dari ote-ote yang harusnya diisi kepala hiu, sampai tawaran untuk memberi bonus pada setiap dagangan yang laku. "Kudune, tuku tahu isi siji, bonuse kaos. Tuku ote-ote, bonus jeans (Harusnya, beli satu tahu isi, bonusnya kaus. Beli ote-ote, bonusnya celana jins,Red)," kata Robets lagi.

"Lha nek kabeh dibonusi sandangan, mene gak dodolan aku. Warunge tak dol (kalau semua barang diberi bonus pakaian, besok saya tidak berjualan. Warungnya saya jual)," kata Ipul.

Bagian orisinal dari naskah Warung Kintel adalah adegan ketika Ipul meminjam sepeda pada Anam Kecenk. Seperti halnya dalam naskah asli, tokoh Blontang meminjam sepeda pada Basman.

Sepeda itu rupanya dibawa pergi, lalu dijual pada Ipul. Anam mengetahui perbuatan curang itu. Lantas mencegat mereka di jalan. Awalnya, Ipul tak mengakui jika perilakunya itu salah. Namun setelah diancam, ia mengaku. Tapi tetap ngeyel.

"Sakjane sing salah iki Robets. Wes eruh tuku sepeda, kok sepedae gak dicat. Ngene iki sing nduwe poleh eruh (sebenarnya yang salah ini Robets. Sudah tahu beli sepeda, kok sepedanya tidak dicat. Gini ini jadi ketahuan sama yang punya)," dalih Ipul.

Ia pun tak bisa berkata-kata lagi. Aktor yang lain pun menyalahkan Ipul dan segala sikap ngeyel-nya. Pada akhir adegan, Robets berkumpul bersama aktor lainnya. Memberi salam, sekaligus bercerita, bahwa siang sebelumnya, ia dan The Luntas Indonesia usai bermain ludruk di Kediri.

Sebagai pegiat ludruk, kelompok tersebut masih memainkan pakem-pakem tertentu. Seperti tari remo dan jula-juli. Dalam jula-julinya, Robets menekankan pentingnya melestarikan seni tradisi, sembari mendoakan penonton: Budal bedug nang nggone Aceh. Sing seneng ludruk tak dungakno rejekine akeh.

Kategori :