Jepang yang marah dengan tersebarnya berita proklamasi tersebut dan mengeluarkan pengumuman bahwa kekuasaan masih berada di tangan Jepang.
Sedangkan masyarakat Surabaya diminta untuk tunduk kepada Tentara Jepang sampai Tentara Sekutu datang.
Para wartawan tanpa gentar terus bergerilya menyampaikan berita ke seluruh masyarakat. Berita pun cepat menyebar, semangat kemerdekaan berkobar layaknya daun kering yang tersulut api.
Para penduduk Surabaya di gang-gang, pemukiman, sudut-sudut pasar ramai membicarakan proklamasi kemerdekaan tersebut. Hal ini dimanfaatkan oleh para pemimpin pejuang untuk menggerakkan semangat rakyat.
Kobaran semangat tersebut terbukti tidak bisa dipadamkan karena ketegangan antara rakyat dan pemerintah kolonial berlangsung hingga akhir tahun. Berujung pada meletusnya pertempuran hebat 10 November 1945.
Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-78, Merdeka!(*)