UPACARA pengukuhan mahasiswa magister dan doktoral Universitas Airlangga dilaksanakan secara hybrid. Sekitar 300 mahasiswa hadir langsung di Ruang Garuda Mukti, Lantai 5, Kampus C Universitas Airlangga.
Sementara itu, ratusan mahasiswa baru lain hadir melalui Zoom, mengikuti seluruh proses upacara pengukuhan dengan khidmat.
Upacara pengukuhan dihadiri Rektor Prof Mohammad Nasih, Ketua Senat Akademik Prof Djoko Santoso, wakil rektor, para dekan, direktur pendidikan dan direktur kemahasiswaan Universitas Airlangga.
BACA JUGA:Kampus Merdeka dari Aksi Perundungan
BACA JUGA:Kompetensi Soft Skill Lulusan Perguruan Tinggi
Mahasiswa S-3 yang ikut dalam acara pengukuhan, antara lain, adalah Ashanty, salah seorang artis ibu kota. Ashanty mendaftarkan diri di Program Studi S-3 Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. Selain Ashanty, ada pula Wakil ketua Kadin Jawa Timur Turino Junaidi dan nama-nama populer lain di tanah air.
Dalam sambutannya, rektor Universitas Airlangga menegaskan bahwa kunci kesuksesan mahasiswa magister dan doktoral adalah inisiatif pribadi mahasiswa. Mahasiswa magister diharapkan dapat menyelesaikan masa studinya 1,5 tahun dan mahasiswa doktoral 3 tahun.
Imbauan rektor itu bukan sekadar formalitas, melainkan benar-benar berkaca dari pengalaman. Mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studi hingga mahasiswa masuk kategori BWS (batas waktu studi) tentu menjadi tanggung jawab pribadi mahasiswa masing-masing.
BACA JUGA:FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (2-Habis): Membangun Reputasi PT di Tingkat Global
Kebaruan
Mahasiswa jenjang magister dan doktoral adalah mahasiswa khusus. Disebut khusus karena mahasiswa jenjang itu lebih dituntut untuk mengembangkan kreativitas dan kekritisannya selama proses pembelajaran tanpa merasa dibebani dengan kewajiban-kewajiban tugas perkuliahan.
Mahasiswa master dan doktoral adalah mahasiswa yang diharapkan mampu menikmati masa studi dengan antusias dan penuh dengan kegembiraan, sekaligus mampu menghasilkan karya ilmiah yang monumental.
Berbeda dengan mahasiswa di jenjang strata 1 yang menulis skripsi sebagai media latihan mengorganisasi ide dan kegiatan riset, mahasiswa di jenjang magister dan doktoral harus menulis tesis atau disertasi sebagai proses pengembangan ilmu dan kebijakan yang memiliki kebaruan (novelty).