SURABAYA, HARIAN DISWAY- Pemkot Surabaya menggelar Gerakan Pangan Murah. Terutama untuk menekan inflasi dengan menstabilkan harga pangan.
Gerakan Pangan Murah serentak Nasional itu dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (RI) Tito Karnavian bersama Plt Menteri Pertanian RI Arief Prasetyo Adi secara daring. Juga secara luring di 186 titik se-Indonesia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengadakan Pasar Murah di masing-masing wilayah. “Setelah ini ada di wilayah Surabaya Barat, di Kecamatan Sambikerep dan Pakal,” ujar Eri dikutip Selasa, 17 Oktober 2023.
BACA JUGA:Perkuat Kya-Kya, Eri Cahyadi Minta Pemilik Ruko Pasang Papan Nama Berbahasa Mandarin
BACA JUGA:TRS Mau Dijadikan Plaza, Ada Memorial Srimulat Juga, Eri Cahyadi: HTM Maksimal Rp 30 ribu
Sebetulnya, Gerakan Pangan Murah rutin digelar Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Ini sudah kali keempat.
“Ini tidak akan pernah berhenti yang dilakukan oleh DKPP Kota Surabaya, InsyaAllah dengan begini akan mengurangi beban warga Surabaya mengenai harga yang ada di pasar,” ujar dia.
Ada tiga jenis komoditas yang harus dijaga. Yakni gula, beras, cabai rawit. Eri pun menyiapkan skema dalam upaya menjaga stok bahan pangan dan distribusi.
Untuk gula dan beras sudah tersedia neraca komoditinya. Kebutuhan bakal terpenuhi sampai Desember 2023. Sehingga warga tak perlu panik karena stok dan harganya stabil.
Demikian pula cabai rawit. Sudah diintervensi dengan daerah penghasil maupun pasar induk. Sehingga harga dengan HET (Harga Eceran Tertinggi).
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Buka Klinik Hewan, Sediakan Vaksin Rabies Gratis untuk 7 Oktober
BACA JUGA:Waspada! Kemarau Esktrem Dimulai 1 Agustus 2023, Pemerintah Siapkan Stok Beras
“Kami akan membuka satu stan khusus di setiap pasar di Kota Pahlawan. Ini sekaligus imbauan kepada para pedagang untuk tidak menjual bahan pokok di atas HET,” ungkap Eri.
Sebagian program sudah jalan seperti di Pasar Wonokromo. Targetnya, maksimal 10 Nopember sudah ada semua pasar.
Namun, lanjut Eri, upaya menekan inflasi tidak menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT). Sebab, seluruh kebutuhan tersebut telah terpenuhi melalui anggaran belanja program.