Bahkan ada salah seorang veteran yang jalannya pincang. Meski begitu, semangatnya membara. Kruk di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memanggul senjata.
Momen itu begitu menggugah. Secara spontan pula semua pengunjung memberi hormat padanya. Bukan dengan di atas mobil dengan laju yang agak cepat. Apalagi posisinya di belakang para pejabat itu.
Usai acara, wajah Heri terlihat muram. Ia marah besar. Terutama akibat keterlambatan wali kota. "Katanya ini-itu, tapi informasi yang saya terima, ajudan bilang bahwa Pak Eri masih ada di kediaman pada pukul 15.15. Padahal ia tahu kalau acara dimulai jam 15," ketusnya.
Sedangkan acara tak mungkin bisa dimulai jika Eri belum datang dan melakukan prosesi pembukaan.
Heri mengkritik, bila memang pejabat menghargai sebuah proses, tentu ia akan mengerti bahwa para penari telah berias sejak pagi. Berbagai komunitas telah menunggu dengan perlengkapannya masing-masing.
Akan tahu pula bila sampai terlambat, ada kemungkinan terdapat adegan yang dipangkas. Sehingga event pun tak berjalan maksimal. Jika pejabat tak belajar disiplin, maka upaya mempromosikan potensi event-event menarik di daerahnya pun akan gagal.
Sebab, pengunjung dari luar kota akan kecewa dengan kacaunya jadwal. Terlebih jika mengetahui bahwa jadwal sebuah event diubah dalam waktu yang begitu dekat dengan hari-H.
Para pejabat yang ikut dalam pawai di depan rombongan veteran mengurangi spirit kepahlawanan dalam Parade Surabaya Juang 2023. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-
Ia menyebut bahwa rata-rata event yang digelar di Surabaya, bahkan di Provinsi Jatim, selalu tak tepat waktu. Pejabatnya sering terlambat. "Itu sangat mengganggu. Jika wali kota terlambat, maka spirit setiap event yang dihadirinya adalah spirit ketergesa-gesaan," katanya.
Itu terbukti dari Parade Surabaya Juang 2023. Acaranya, jika mengacu pada konsep awal yang tertata jika pejabat tidak telat, maka akan berjalan apik. Tapi karena ngaret, semua berjalan tergesa-gesa. Sebab, mendekati waktu salat magrib juga.
Tapi bukankah kebiasaan pejabat kita seperti itu? Saya jadi ingat lelucon: apa bedanya pejabat dan masyarakat?
Jawabannya, pejabat itu orang penting. Sedangkan masyarakat: yang penting orang. Jadi yang namanya "orang penting" bisa seenaknya. Baik-buruknya acara, caper yang utama. Contohnya, sudah tahu acara mulai jam tiga, eh, di rumah dinas masih asyik leha-leha. (*)