SURABAYA, HARIAN DISWAY - Event TEDx yang digelar Universitas Airlangga (Unair) menghadirkan dua sosok yang namanya sedang populer di kalangan Gen Z. Yakni Asisi Suhariyanto dan Bayu Skak.
Asisi Suhariyanto adalah pemilik AsisiChannel, kanal YouTube yang membahas situs-situs maupun peristiwa sejarah. Misteri sebuah candi, tokoh, hingga ritual-ritual Jawa kuno yang ia bahas ditonton jutaan orang.
Sedangkan Bayu Skak. Siapa yang tidak mengenal Bayu Skak? Pria bernama asli Bayu Eko Moektito itu mengawali karier sebagai YouTuber, dan kini menjadi sineas sukses. Ia sudah menelurkan empat film Yowis Ben dan Lara Ati. Plus dua musim lokadrama alias serial televisi. Ia menggunakan pendekatan budaya dalam setiap karyanya.
Asisi dan Bayu, yang kebetulan sama-sama berasal dari Malang, Jawa Timur, memaparkan ide-ide dan kiat sukses mereka di TEDx Universitas Airlangga, Sabtu, 25 November 2023, di Marvell City Mall Surabaya.
Asisi Suhariyanto, misalnya, menyatakan bahwa ia melakukan segalanya berdasarkan passion. Ia mengklaim diri sebagai jurnalis sejarah. Karena sejak awal memang tertarik terhadap hal-hal berbau historis. Salah satuna, candi.
"Candi adalah bangunan luar biasa dan begitu kompleks, yang pernah dibangun oleh leluhur kita," ungkap Asisi.
BACA JUGA: Mewirausahakan Generasi Z Berbasis Pembelajaran
BACA JUGA: Studi Lapangan di Desa Margomulyo, Unair dan Disperpusip Jatim Gali Potensi Wisata Samin
Ia lantas menunjukkan foto Candi Prambanan. Candi itu memiliki tinggi 46 meter. "Bagaimana cara leluhur mengangkat batu-batu itu hingga membentuk bangunan yang tanpa semen dan sebagainya? Itu masih jadi misteri," ungkapnya.
Asisi Suhariyanto dan Bayu Skak tampil dalam TEDx Universitas Airlangga. Asisi Suhariyanto memaparkan kecintaannya terhadap candi-candi di Nusantara, dalam TEDx Universitas Airlangga 2023.-Guruh DN-
Kemudian, Asisi memaparkan konsep Axis Mundi, atau poros peradaban. Ia menyebut bahwa leluhur percaya bahwa alam semesta ini memiliki poros. Kehidupan, peradaban, semua bergerak dalam poros itu. "Poros spiritualitas. Candi dibangun untuk kebutuhan spiritualitas," ungkapnya.
Bagi Asisi, candi merupakan penanda masa klasik Nusantara. Ia telah melakukan penelitian pada hampir 200 candi di seluruh Indonesia. Lalu menemukan bahwa terdapat berbagai macam ilmu yang diaplikasikan dalam pembangunan candi.
Pertama, ilmu arsitektur atau rancang bangun. Tentang bagaimana membentuk, atau mendesain bangunan candi dan sebagainya.