Misalnya, jika kita tahu seseorang pernah berbohong, kita akan lebih waspada dan lebih mudah mendeteksi ketidakjujuran mereka. Demikian pula, kita bisa mengandalkan reputasi masyarakat terhadap orang tersebut.
Jika saya tidak tahu tentang reputasi Anda, saya akan lebih curiga terhadap yang Anda katakan, dibandingkan jika saya cukup mengenal Anda dan mengetahui bahwa Anda memiliki reputasi sebagai orang yang jujur.
BACA JUGA: Pembunuh Bayaran Rp 4,9 Juta di Pemalang
Namun, secara umum, ketika kita berbicara dengan orang-orang tentang pembohong patologis yang mereka temui atau kenal dan bagaimana mereka mengetahui orang-orang tersebut berbohong, yang kita temukan adalah mereka mengatakan bahwa orang tersebut mengatakan hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
Artinya, mereka membuat klaim yang sepertinya tidak benar-benar terjadi. Atau mereka mengatakan hal-hal yang tidak konsisten.
Contoh, ketika Anda menyebutkan kasus George Santos, saya yakin ia mengindikasikan bahwa ibunya meninggal pada serangan 9/11 dan kemudian mengeklaim bahwa ibunya telah meninggal satu dekade kemudian. Jadi, ketika kita melihat ketidakkonsistenan informasi, itu bisa menjadi pertanda.
BACA JUGA: Pembunuhan Fitria Wulandari, Bagai Anjing Penjaga Bunuh Majikan
Jadi, sebenarnya yang kami lakukan adalah mencari koherensi, kami mencari bukti, dan kami mencari status reputasi seseorang. Semua hal tersebut dapat memberi tahu kita siapa yang harus kita curigai dan mungkin siapa yang bisa lebih kita percayai.
Pertanyaan: Bagiamana cara pembohong diobati?
Curtis: Sebagai seorang dokter, saya cenderung memiliki pandangan optimistis terhadap perubahan bagi masyarakat. Dan, di situlah saya mendarat. Kami mengalami masalah yang sama dan itu pertanyaan yang bagus. Bisakah orang menjadi lebih baik?
BACA JUGA: Sudah Janda, Masih Dibunuh
Jadi, kita kembali ke masalah yang sama ketika kita tidak memiliki diagnosis formal untuk kebohongan patologis, kita tidak memiliki pengobatan berbasis penelitian untuk melihat mana yang paling efektif, dan apakah hal-hal ini akan membantu?
Jadi, itu menimbulkan masalah bagi kami. Namun, dalam buku kami, kami membahas beberapa penelitian yang kami lakukan dengan terapis dan kemudian kesimpulan kami sendiri tentang perawatannya.
Dan, sebagian besar terapis dan diri kita sendiri, kami berpikir bahwa terapi perilaku kognitif akan sangat efektif untuk mengobati dan menangani orang-orang yang menderita kebohongan patologis.
BACA JUGA: Rampok Bunuh di Jual Beli Mobil
Nah, Argiyan sudah berbohong kepada penyidik. Merujuk teori duo profesor di atas, Argiyan termasuk pembohong patologis. Bisa diobati. Karena usianya masih 20 tahun.