Kue Keranjang Identik dengan Imlek, Ini Kisah dan Sejarahnya

Kamis 08-02-2024,10:17 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Retna Christa

BACA JUGA:Julius, Perajin Barongsai yang Banjir Orderan Jelang Imlek 2024

BACA JUGA:Imlek, Surabaya “Dikepung” Liong Naga Raksasa

Rasa manis kue keranjang menjadi simbol harapan bagi mereka yang menikmatinya. Memproyeksikan aspirasi akan kesungguhan untuk selalu mengucapkan kata-kata yang penuh kebaikan.

Di tanah airnya sendiri, Tiongkok, tradisi menyantap kue keranjang sebelum hidangan lain pada tahun baru Imlek biasa dilakukan.  Sebab, diyakini dapat membawa keberuntungan.

Setelah menikmati kue keranjang, barulah acara makan akan dilanjutkan dengan hidangan lain seperti nasi dan berbagai hidangan lainnya.

BACA JUGA:Siap-Siap Long Weekend! Tanggal Merah Februari 2024 Berderet dari Isra Mikraj, Imlek, Pemilu

Sejarah Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

Menurut catatan dari situs China Highlight, jejak sejarah kue keranjang Imlek sering kali ditautkan dengan Legenda Dewa Dapur atau Dewa Tungku.

Pada zaman dahulu, masyarakat Tiongkok menggunakan kue untuk merebut hati Dewa Dapur yang konon bersemayam di setiap dapur rumah.

Konon, tiap tahun Dewa Dapur ini menyampaikan laporan kepada Kaisar Giok. Untuk menenangkan Dewa Dapur agar tidak membahas rumah mereka, masyarakat menyiapkan n ian gao atau kue keranjang sebagai 'lubang mulut' yang membuat Dewa Dapur teringat.


Pengrajin menata kue keranjang di Rumah Produksi di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 1 Februari 2024.-Julian Romadhon/Harian Disway-Harian Disway

BACA JUGA:Santap Siang atau Malam saat Imlek dengan Hidangan Peranakan di Java Paragon Hotel

Maka, kue keranjang atau n ian gao dipersiapkan sebagai persembahan sebelum tahun baru Imlek sebagai bentuk perlindungan spiritual.

Namun, legenda lain menyampaikan asal-usul kue keranjang yang berakar pada  kira-kira 2.500 tahun yang lalu. Kisah itu mengisahkan tentang kematian Jenderal dan Politikus Kerajaan Wu yang bernama WU Zixu.

Saat Raja Yue bernama Goujian mengisi ibu kota Wu, tentara dan warga Wu terjebak dalam kota tanpa persediaan makanan. Sehingga banyak korban meninggal karena kelaparan.

BACA JUGA:Imlek PSMTI Jatim: Toast Demi Sukses di Tahun Kelinci Air

Kategori :