PALANGKARAYA, HARIAN DISWAY - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya berada dalam posisi siaga untuk mengantisipasi dampak buruk dari limpahan debit air sungai setempat.
Tim gabungan yang terdiri dari 70 personel dari beberapa institusi terlibat dalam pemantauan dan penanganan darurat di wilayah kota. Kegiatan harian dititikberatkan pada pemantauan tinggi muka air pada aliran sungai Kahayan dan Rungan.
Di antara institusi yang terlibat adalah BPBD Kota Palangkaraya 22 orang, TNI 12 orang, Polri 12 orang, Kelurahan 12 orang, Kecamatan 4 orang, dan 15 orang relawan.
BACA JUGA: Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Catat Sudah 78 Bencana Melanda Jawa Timur
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Palangkaraya menyampaikan adanya potensi kenaikan debit air di pemukiman sekitar bantaran Sungai Sabangu, Sungai Rungan, dan Sungai Kahayan.
Pusdalops BPBD Kota Palangkaraya melaporkan per Selasa 12 Maret 2024 pukul 16.00 WIB, terjadi kenaikan debit air sekitar 20 cm-170 cm di masing masing Kelurahan.
BPBD setempat mengabarkan bahwa sebagian warga telah melakukan pengungsian ke tempat aman. Pendataan pengungsi di gedung publik dan tenda pengungsian juga masih diproses oleh petugas.
Sampai dengan Selasa 12 maret 2024 pukul 16.00 WIB, data sementara mencatat sejumlah 195 KK atau 502 jiwa telah mengungsi.
Sedangkan catatan kerugian pasca banjir, di antaranya 1.558 unit rumah terdampak, 10 fasilitas pendidikan, 17 fasilitas tempat ibadah dan 1 kantor kelurahan. Pada Rabu 13 Maret 2024, wilayah Kota palangkaraya masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan.
BACA JUGA: BPBD Jatim Tinjau Kondisi Warga Terdampak Banjir Pasuruan
Untuk itu, BNPB mengimbau Pemerintah Daerah dan warga untuk waspada dan siaga terhadap kemungkinan dampak banjir yang lebih buruk.
Menurut informasi yang dibagikan BNPB, pada 1 Februari 2024 wali kota Palangkaraya menetapkan status siaga darurat bencana banjir. Kemudian pada 10 Maret 2024 aktivitas komando juga telah diberlakukan. (Hayu Anindya Azzahra)