Tantangan terbesar dalam inovasi itu adalah mencari pengrajin yang bisa membantu mewujudkan produk sesuai desain. "Sebab, banyak ditemukan pengrajin yang bisa membuat alat makan. Namun, sulit menemukan pengrajin yang bisa memahat huruf braille di permukaan produk," katanya.
Setelah beberapa kali berpindah-pindah pengrajin, Alicia menemukan pengrajin yang mampu mengerjakan produknya.
Ubaya rilis inovasi alat makan untuk disabilitas netra. Alicia Secsionia Cendana (kanan), menunjukkan alat makan disabilitas netra karyanya yang diberi nama Tactus.-Ubaya-
Ia berharap inovasi Tactus tak hanya dapat membantu anak-anak disabilitas netra di Indonesia. Khususnya agar mereka dapat lebih mandiri dalam hal makan.
BACA JUGA: Mudik Asyik Pertamina 2024: 4 Ribu Pemudik Pulang ke 17 Kota Tujuan
Di sisi lain dapat juga mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menghilangkan pandangan buruk terhadap penyandang disabilitas netra.
Alica berharap produk Tactus dapat dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia hingga mancanegara. (Guruh Dimas Nugraha)