TRANSFORMASI menjadi entrepreneurial university membuat universitas-universitas di Indonesia harus mengubah orientasi. Tidak sekadar menghasilkan riset-riset berkualitas, tapi juga menindaklanjutinya dengan hilirisasi dan kapitalisasi. Riset tidak sekadar menghasilkan outcome, tapi juga output dan impact pada stakeholder universitas, yaitu masyarakat dan industri.
Perubahan orientasi itu pula yang kini dilakukan Universitas Airlangga (Unair). Kampus berperingkat ke-345 dunia (QS WUR) tersebut kini fokus pada kebermanfaatan. Untuk itu, selain melakukan hilirisasi dan kapitalisasi hasil riset, Unair membuat program-program pemanfaatan hasil riset bagi masyarakat melalui program community development.
Transformasi Unair itu memang cukup beralasan. Selain karena tuntutan global, Unair sudah cukup berhasil melakukan transformasi dari teaching university ke research university. Itu, misalnya, bisa dilihat dari kenaikan luar biasa publikasi hasil riset pada jurnal-jurnal bereputasi.
BACA JUGA: Pengabdian Masyarakat DAPT Unair: Kereta Gantung dan Mimpi Besar Desa Karang Sidemen, Lombok Tengah
Jika tahun 2016 Unair hanya menghasilkan kurang dari 200 publikasi pada jurnal bereputasi terindeks Scopus, sejak 2022 Unair sudah menghasilkan lebih dari 3.000 publikasi di jurnal bereputasi terindeks Scopus dan Web of Science per tahun.
Bahkan, seribu di antaranya pada jurnal kategori Q1 (25 persen terbaik) dan Q2. Unair pun berhasil menjadi world class university. Unair kini berada di peringkat 345 universitas terbaik dunia.
Untuk menjadi entrepreneurial university, universitas harus fokus pada keunggulan. Unair, misalnya, sangat unggul pada health science dan natural science. Bidang itu harus menghasilkan riset-riset berkualitas yang dihilirisasi menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA: UTBK Unair Surabaya Dimulai, Rektor Jelaskan Sistem Pembobotan Penilaian
Di sanalah entrepreneurship sangat dibutuhkan sehingga selain bermanfaat bagi masyarakat dunia, hasil-hasil riset itu menguatkan kemandirian Unair di masa depan.
Selama ini, telah banyak riset luar biasa yang dihasilkan Unair. Di antaranya, vaksin flu burung dan vaksin virus korona. Ada juga stem cell, semen sapi, cangkang kapsul berbahan rumput laut, dan berbagai obat herbal. Sebagian sudah diskalaindustrikan dan diproduksi. Sebagian yang lain belum dan masih menumpuk di perpustakaan.
Salah satu langkah Unair untuk meningkatkan kebermanfaatan hasil riset lainnya adalah menginisiasi kerja sama pengabdian masyarakat internasional dalam World University Association for Community Development (WUACD).
Tujuan utama program itu adalah menerapkan temuan penelitian universitas pada masyarakat. Tujuannya, hasil-hasil riset kampus benar-benar bisa dirasakan masyarakat, baik dalam bentuk produk maupun pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan.
WUACD didirikan pada 2018 oleh Unair bersama 16 universitas dari berbagai negara seperti Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Taiwan, Turki, Mesir, Bangladesh, dan Kamboja. Kini member WUACD ada 41 universitas.