Fakta kasus pembunuhan-mutilasi Tarsum, 51, terhadap istri, Yanti, 40, sangat ironis. Yanti melihat gelagat aneh Tarsum. Maka, Senin, 29 April 2024, Yanti lapor ke puskesmas, lalu petugas puskesmas mendatangi Tarsum di rumah. Diberi pil obat penenang. Empat hari kemudian, Tarsum bunuh Yanti.
IRONI itu diceritakan Kapolres Ciamis AKBP Akmal kepada wartawan. Berdasar hasil penyidikan sementara, terungkap kelainan perilaku Tarsum. Kelainan itu dirasakan istri Tarsum, Yanti.
Akmal: ”Berdasar keterangan keluarga pelaku dan korban, pada Senin (29 April 2024) korban (Yanti) melaporkan kondisi kelainan suami ke puskesmas setempat (Puskesmas Rancah). Di situ korban berkonsultasi dengan petugas puskesmas.”
BACA JUGA: Liku-Liku Polisi Ungkap Pembunuhan
BACA JUGA: Pembunuhan Sadis di Gresik
Kemudian, petugas puskesmas mendatangi Tarsum di rumahnya. Tujuannya memeriksa lebih detail. Petugas sudah membawa peralatan medis ala kadarnya (selevel puskesmas desa).
Berdasar observasi petugas itu, kemudian petugas memberi Tarsum pil obat penenang dan harus langsung diminum. Tarsum pun langsung menenggak obat tersebut. Lalu, petugas pulang, kembali ke puskesmas.
Bahwa empat hari kemudian, Jumat, 3 Mei 2024, Tarsum membunuh Yanti, mungkin tidak terkait obat penenang dari petugas puskesmas itu. Namun, setidaknya, korban Yanti sudah merasa bahwa kondisi Tarsum kurang waras. Terus, apa penyebab Tarsum kurang waras?
BACA JUGA: Pembunuhan Sadis di Extended Family
BACA JUGA: Pembunuhan Terkait Perjanjian Pranikah
Konstruksi para pelaku dan perkaranya, demikian: perkawinan Tarsum dengan Yanti menghasilkan dua anak, Lilis, 21, sudah menikah, dan adik laki-laki inisial CP, 16, masih SMA. Mereka tinggal di Dusun Sindangjaya, Desa Cisintrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pekerjaan Tarsum sejak muda adalah tukang jagal kambing di desanya. Beberapa waktu terakhir, Tarsum berusaha mengubah nasib dengan berdagang domba. Tapi, kemudian bangkrut. Itu membuatnya stres.
Isu berkembang bahwa anak laki-laki Tarsum suka berjudi online sehingga terlilit utang Rp 150 juta. Utang itu terus ditagih petugas penagih. Tarsum gagal bayar. Membuatnya stres berat. Isu itu beredar di medsos, dimulai dari Instagram.
BACA JUGA: Pembunuhan Fitria Wulandari, Bagai Anjing Penjaga Bunuh Majikan
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan di Pasuruan: Ngono yo Ngono, ning Ojo Ngono