HARIAN DISWAY - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta bos perusahaan teknologi asal Tiongkok, TikTok meningkatkan investasinya di Indonesia.
Permintaan ini mencerminkan potensi digital indonesia. Erick mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara.
BACA JUGA:IKN Tidak Selesai 100 Persen Agustus Nanti, Satgas: Cuma Bangunan Untuk Kepentingan Upacara
“Indonesia ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan kita akan menjadi ekonomi terbesar di dunia. Saya berharap Tiktok jangan sampai menjadi ancaman bagi Indonesia, karena tadi potensi ekonomi kalau TikTok bilang oh di Bangkok ada di Vietnam pasti lebih banyak, karena Indonesia bukan Thailand, bukan Vietnam,” kata Erick saat peluncuran Rumah Kreator TikTok-PosAja di kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu, 10 Juli.
BACA JUGA:Erick Thohir Kunjungi PLTS IKN: Siapkan Pasokan Listrik HUT RI ke-79
Oleh karena itu, Erick pun meminta agar TikTok lebih banyak berinvestasi di Indonesia dibanding negara lain. Apalagi, kata Erick, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan meningkat hingga tahun 2045.
“Tolong sampaikan kepada bos TikTok, saya sudah ketemu semua, jangan jadi temporer di Indonesia. Kenapa? Dulu potensi ekonominya jauh lebih besar dibanding yang lain. Jadi kalau yang lain kasih 1, Indonesia harus kasih 4, nah itu dia,” tuturnya.
Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp4.500 Triliun Tahun 2030, Erick Thohir Ingatkan Hal Ini-Dok.BUMN-
Menurut Erick, penanaman investasi ini dapat menjadi salah satu upaya untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi para investor.
“Kami ingin membangun sesuatu yang disebut pertumbuhan ekonomi bersama, ya, dan menjadi pihak yang saling menguntungkan,” katanya.
Erick menegaskan, penambahan investasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk TikTok. Namun, berlaku juga untuk seluruh investor asing yang berencana menanamkan modalnya di Indonesia.
BACA JUGA:KPK Tetapkan 4 Anggota DPRD Jatim Tersangka Korupsi Dana Hibah Pokir
“Tidak, yang saya katakan bukan hanya untuk TikTok. Dengan semua investasi di Indonesia, jangan jadi sayap di Indonesia,” katanya.
“Karena pasar kita kan paling besar, jadi kalau mereka taruh di negara lain, kita cuma satu, walaupun duitnya dari Indonesia, tentu saya keberatan,” lanjutnya.
Jika investor yakin dengan pasar Indonesia, lanjutnya, mereka juga harus membangun ekosistem bisnis di dalam negeri.(*)