Haji Pasca-Armuzna

Kamis 11-07-2024,23:30 WIB
Oleh: Akh. Muzakki

ADA pemandangan yang selalu sama dari tahun ke tahun atas pelaksanaan ibadah haji. Angka kematian jamaah haji Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan setelah pelaksanaan ibadah haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) jika dibandingkan dengan sebelum Armuzna. 

Pada pelaksanaan haji tahun 1445 H/ 2024 M ini saja, misalnya, hanya dua puluh hari pasca-Armuzna atau hari ke-56 dari total pelaksanaan ibadah haji, sudah tercatat di siskohat (sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu), angka kumulatif kematian yang sudah mendekati angka empat ratus jamaah. Tepatnya, 395 jamaah. 

Pada hari ke-12 pasca-Armuzna, tercatat masih 314 angka kematian kumulatif. Bahkan, sebelum Armuzna, angkanya masih di kisaran seratus.

BACA JUGA: Mengenang Pertunjukan Akbar Ibadah Haji

BACA JUGA:Saat Cuaca, Masalah Haji yang Tersisa

Apa penyebabnya? Otoritas kesehatan memang yang berkewenangan menjelaskan. Namun, berdasar analisis kasar atas tren angka kematian jamaah haji lintas tahun, kelelahan tampak menjadi kata kuncinya. 

Memang pemantiknya bisa beragam. Catatan komorbid atau penyakit penyerta membuat mereka yang wafat dalam proses pelaksanaan ibadah haji masuk kategori risti (risiko tinggi) atas kesehatan. 

Ada juga yang tidak memiliki catatan sebagai kelompok risti. Memang kelompok yang disebut pertama cenderung lebih besar. Namun, kelelahan tampak menjadi faktor penyebab yang tidak bisa dikesampingkan. 

BACA JUGA: Formula Biaya Haji

BACA JUGA: Orang di Saudi Berhaji, ONH Lebih Mahal

Pemandangan seperti di atas terjadi dari tahun ke tahun. Tentu, keajekan data seperti itu harus direspons secara serius. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi memang selalu melakukan kampanye besar-besaran kepada seluruh jamaah haji Indonesia.

Isinya, seluruh jamaah diminta untuk memperhatikan betul tingkat kesehatan masing-masing. Bahkan, energi dan kesehatan fisik jamaah dihitung betul supaya tidak kehilangan keseimbangan yang mengakibatkan kelelahan yang sangat tinggi. Bahkan, terhadap ibadah yang masuk kategori sunah pun disarankan dilakukan dengan sangat hati-hati dengan tetap mempertimbangkan tingkat kesehatan diri. 

Hasilnya? Kampanye itu sangat efektif untuk pelaksanaan haji pra-Armuzna. Semua perhatian diarahkan ke perihal itu agar puncak ibadah haji di Armuzna tak ada masalah. Bagian peribadatan dari PPIH selalu mengingatkan jamaah haji Indonesia bahwa al-hajju ’Arafah

BACA JUGA: Risiko Skema Biaya Haji

BACA JUGA: Tok! DPR Resmi Bentuk Pansus Angket Haji

Kategori :