HARIAN DISWAY - Penerbit bersama game video populer Tiongkok, Black Myth: Wukong, mengirimkan panduan kepada para streamer asing minggu ini.
Penerbit mendesak mereka untuk menghindari topik-topik sensitif seperti Covid-19 atau feminisme.
Langkah itu memicu perdebatan di kalangan para pemain dan pengamat.
Dirilis secara global pada hari Selasa, Black Myth: Wukong dengan cepat menjadi salah satu game Tiongkok tersukses di platform game Steam.
Game itu menggabungkan elemen-elemen dari novel klasik Tiongkok abad ke-16, Journey to the West, dengan grafis canggih.
Pada game tersebut, para pemain akan berperan sebagai Raja Kera Sun Go Kong yang bertempur melawan iblis di dunia mistis.
BACA JUGA:Black Myth: Wukong Laris Manis, Terjual 10 Juta dalam Tiga Hari
Namun, menjelang perilisan globalnya, sejumlah streamer video melaporkan menerima dokumen dari penerbit bersama, Hero Games. Dokumen tersebut memperingatkan mereka untuk menghindari membahas topik sensitif.
Topik yang dimaksud, seperti propaganda feminis hingga politik ketika mereka menerima kunci akses untuk memainkan game tersebut.
Panduan itu juga melarang referensi ke "Covid-19," "isolasi," atau "karantina." Hal itu kemungkinan merujuk pada kebijakan ketat Tiongkok selama pandemi yang memicu kontroversi dan kerusuhan sipil.
BACA JUGA:Ngegame Jadi Lancar, Ini 5 Rekomendasi Laptop Gaming Gahar Tahun 2024
Mereka juga diminta untuk menghindari komentar mengenai kebijakan, opini, berita, dan lain-lain terkait industri game Tiongkok.
Benoit Reinier, seorang kreator konten game asal Prancis, mengonfirmasi kepada AFP pada Rabu, 21 Agustus 2024, bahwa ia menerima pedoman tersebut. Setelahnya Reiner membagikan pertukaran emailnya dengan perwakilan perusahaan.
Dalam video di saluran YouTube-nya, Reinier menyatakan bahwa ia tidak akan melakukan streaming game tersebut.
Hal itu ditujukan sebagai bentuk protes terhadap apa yang ia sebut sebagai "sensor."