SURABAYA, HARIAN DISWAY - Potensi kotak kosong begitu besar di Pilwali Kota Surabaya 2024. Sebab, hingga perpanjangan masa pendaftaran yang berlangsung hari ini, hanya ada satu paslon tunggal: Eri Cahyadi dan Armuji.
Pasangan petahana itu mendaftar ke KPU Kota Surabaya pada Rabu, 28 Agustus 2024. Tentu dengan penuh percaya diri. Mengingat, telah disokong oleh 18 partai politik.
Situasi tersebut menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan masyarakat. Tak sedikit yang geram dengan kehadiran kotak kosong di Surabaya.
BACA JUGA:Ini yang Akan Terjadi Jika Eri-Armuji Kalah Melawan Kotak Kosong di Pilwali Surabaya
Bagi sebagian orang, kotak kosong cukup memalukan. Bagaimana bisa kontestasi politik di kota metropolis seperti Surabaya hanya diikuti oleh calon tunggal?
Seperti puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Relawan Surabaya Maju. Mereka menggelar kampanye kotak kosong di depan kantor KPU Kota Surabaya pada Minggu, 1 September 2024.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surabaya Novly Bernardo Thyssen pun buka suara. Ia menilai gerakan tersebut adalah bentuk penyampaian aspirasi dari masyarakat.
BACA JUGA:Jumlah Kotak Kosong Meningkat Tajam di Pilkada 2024
BACA JUGA:Soal Potensi Kotak Kosong di Pilwali, KPU Surabaya: Silakan Simpulkan Sendiri
"Pilkada sebagai instrumen demokrasi. Fenomena mendukung calon tunggal, ya wajar-wajar saja. Tidak ada masalah," ujarnya ketika dihubungi via panggilan suara, Selasa, 3 September 2024.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa munculnya gerakan kotak kosong dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya karena calon tunggal yang ditawarkan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Bisa jadi itu kekecewaan mereka terhadap partai politik karena dianggap gagal mendistribusikan kader-kader terbaiknya untuk mencalonkan sebagai kepala daerah," imbuhnya.
Perwakilan partai pengusung bapaslon Eri Cahyadi-Armuji menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU Kota Surabaya, Rabu, 28 Agustus 2024.-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway -
Di sisi lain, gerakan mendukung kotak kosong juga bisa dipandang sebagai evaluasi masyarakat terhadap kinerja Eri-Armuji yang merupakan petahana.