Bank Indonesia Sapa Akademisi di Labuan Bajo, 25–27 September 2024 (2-Habis): Jangan Sampai Peluang Ekonomi Menjadi Bumerang

Jumat 27-09-2024,17:12 WIB
Oleh: Bagong Suyanto*

BACA JUGA: Hasil Sharing Experience Pimpinan Universitas Airlangga: Cupu Manik Astagina dan Kekuasaan

Sementara itu, fundamental kondisi perekonomian nasional dilaporkan membaik. Ketika indeks mata uang AS melemah dan aliran modal asing meningkat, peluang emas tersebut tentu harus dimanfaatkan Indonesia. 

Di Indonesia, data Bank Indonesia mencatat bahwa penyaluran kredit di tanah air masih tetap menggembirakan. Inflasi juga dilaporkan masih terkendali, yakni di kisaran 2,5 persen dan kurang lebih naik-turun sekitar 1 persen. 

Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan masih lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi global. Dampak ketidakpastian pasar keuangan global meningkatkan aliran modal masuk asing (capital inflow) ke negara berkembang, termasuk Indonesia. 

BACA JUGA: FGD Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Bali (1): Menyikapi Ancaman Ekonomi Global

BACA JUGA: FGD Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Bali (2-Habis): Literasi Digital untuk Mencegah Risiko Transaksi Digital

Intinya, resiliensi ekonomi secara umum masih kuat. Di tahun 2024 ini, belanja pemerintah diperkirakan meningkat pada akhir tahun sehingga diharapkan dapat menopang permintaan domestik. Meski daya beli turun, konsumsi rumah tangga dilaporkan masih relatif terjaga, khususnya di kalangan menengah ke atas. 

Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan, kegiatan ekonomi pada triwulan III-2024 tetap baik sebagaimana tecermin pada keyakinan konsumen yang tinggi, penjualan eceran yang positif serta impor barang modal, dan penjualan semen yang meningkat. 

Investasi di tanah air dilaporkan masih tumbuh. Bank Indonesia mencatat bahwa investasi masih terus tumbuh, khususnya investasi bangunan. Itu sejalan dengan tahapan finalisasi operasional IKN dan penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN).

BACA JUGA: FGD Bank Indonesia, Akademisi, dan Peneliti (1): Mengelola Mitos, Mendorong Optimisme

BACA JUGA: FGD Bank Indonesia, Akademisi, dan Peneliti (2-Habis): Menakar Manfaat Digitalisasi Sistem Pembayaran

BUMERANG

Di tengah berbagai tantangan dan tekanan yang dialami, Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi masih berkisar 4,7–5,5 persen. Ekspor nonmigas Indonesia dilaporkan tetap baik sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi. 

Cuma, yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola kondisi ekonomi yang ada agar tetap dapat tumbuh dan memiliki resiliensi yang benar-benar kuat untuk menopang upaya meningkatan daya beli masyarakat? 

Memang, dari sisi permintaan, Bank Indonesia selama ini telah berusaha memperkuat bauran kebijakan, baik kebijakan moneter, makroprudensial, maupun sistem pembayaran untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi. 

BACA JUGA: Independensi Bank Indonesia Pasca-UU P2SK

Kategori :