I Nyoman Suwamana Wahyu Putra menyebut perjalanan kariernya di industri perhotelan penuh dengan tantangan dan keputusan berani. Ia katakan demikian karena ia benar-benar memulai perjalanan profesional hotelier-nya dari bawah: sebagai trainee.
"Saya selalu mengenang masa-masa awal bekerja di sektor pariwisata saat masih berusia 19 tahun. Keputusan untuk keluar dari pendidikan formal demi mengejar karier di industri yang saya cintai adalah salah satu momen krusial yang saya anggap sebagai titik balik dalam hidup saya. Saya pernah berada di posisi sulit, tetapi semua itu membentuk karakter saya yang kuat saat ini," ujarnya.
Yang menguatkannya adalah komitmen dan konsistensi. "Tanpa komitmen, seseorang tidak akan pernah memulai. Tanpa konsistensi, mereka tidak akan pernah menyelesaikan apapun. Makanya, saya selalu menyadari pentingnya terus maju, meskipun banyak tantangan menghadang di depan," kata Wahyu.
Sederhana saja alasannya. Bagi Wahyu, sukses perlu proses. "Kesuksesan tidak hanya diukur dari hasil akhir, tapi juga dari proses yang dilalui untuk mencapainya. Saya percaya bahwa loyalitas terhadap proses, dan tidak membiarkan ego menguasai diri, adalah kunci untuk bertahan dan berkembang dalam hal apa pun. Termasuk dalam bisnis," terangnya.
Sebab, dengan berproses, kita akan digembleng untuk menjadi orang yang bisa fokus pada tujuan dan fleksibel dalam menghadapi perubahan. Sejarah pun mengajarkan kita: yang punya fleksibilitaslah yang bisa survive dalam segala situasi dan kondisi.
CEO Dijiwa Sanctuaries, perusahaan manajemen perhotelan yang berkantor pusat di Bali, tersebut juga telah membuktikannya sendiri bahwa, "跛行千里" (bǒ xíng qiān lǐ): sekalipun serba kesulitan, tapi asalkan tak berhenti diperjuangkan, akhirnya pasti akan sampai di tujuan. (*)