PENGARUH GENERASI Z DALAM MENGUBAH PREFERENSI PASAR
Generasi Z, yang lahir tahun 1997–2012, merupakan digital native, dan sebagai kelompok konsumen yang makin dominan di pasar.
Dengan gaya hidup yang cenderung cepat, serbapraktis, dan digital-savvy, mereka mengharapkan bisnis F&B untuk menyediakan produk dan layanan yang mudah diakses secara online, serta mendukung nilai-nilai yang mereka yakini, seperti keberlanjutan dan inklusivitas.
Sebuah survei oleh Deloitte menunjukkan bahwa 63 persen generasi Z lebih memilih merek yang memiliki komitmen sosial yang kuat karena lebih memilih merek yang memiliki tanggung jawab sosial dan keberlanjutan dalam praktik bisnis mereka.
Mereka mencari produk yang mudah diakses secara digital dan mendukung nilai-nilai yang mereka yakini, seperti keberlanjutan, kesehatan, dan inklusivitas.
Sebagai respons, banyak bisnis F&B yang berkolaborasi dengan influencer atau menciptakan kampanye pemasaran digital yang menarik perhatian generasi Z.
Selain itu, menyajikan produk dengan narasi yang kuat mengenai keberlanjutan atau dampak sosial dapat menjadi strategi efektif untuk menarik perhatian kelompok itu.
Pelaku bisnis F&B dapat memanfaatkan tren tersebut dengan menawarkan produk yang relevan dan mempromosikan merek melalui media sosial yang sering digunakan generasi Z seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Selain itu, keterlibatan dalam kampanye sosial atau kolaborasi dengan influencer dapat membantu mereka untuk lebih menarik perhatian dan membangun keterikatan dengan konsumen muda.
TANTANGAN DAN PELUANG UNTUK INDUSTRI F&B DI INDONESIA
Meski tren itu menawarkan berbagai peluang, industri F&B di Indonesia juga menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satunya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan regulasi yang terus berubah, terutama terkait keamanan pangan dan perlindungan konsumen.
Ketatnya persaingan di pasar juga memaksa bisnis untuk terus berinovasi agar tetap kompetitif.
Namun, peluang yang ada juga cukup besar. Pertumbuhan ekonomi digital dan penetrasi internet yang terus meningkat di Indonesia membuka peluang bagi ekspansi bisnis F&B yang berbasis teknologi.
Kemitraan dengan platform pengantaran makanan atau e-commerce dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan pendapatan. Selain itu, peningkatan kesadaran konsumen akan kesehatan dan keberlanjutan memberikan kesempatan bagi bisnis yang mampu menawarkan produk dengan nilai tambah yang tinggi.
SIMPULAN
Tren bisnis F&B menuju 2025 menuntut pelaku usaha untuk mengintegrasikan inovasi produk, teknologi digital, dan keberlanjutan dalam strategi mereka. Adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen dan pemanfaatan teknologi akan menjadi kunci dalam memenangkan persaingan pasar.