HARIAN DISWAY - Para dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) jurusan administrasi niaga berhasil menciptakan inovasi digital berupa website bilingual untuk Desa Wisata Tulusbesar, Tumpang, Kabupaten Malang.
Melalui proyek yang merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM ini, mereka punya misi menampilkan budaya lokal ke panggung internasional. Terutama meliputi tarian tradisional hingga ritual khas desa.
Dengan fitur pemesanan online dan promosi global, website ini dirancang agar mudah diakses oleh wisatawan domestik dan mancanegara.
BACA JUGA:Tim PKM Polinema Dorong Bengkel Sudimoro Diesel Malang Raih Loyalitas Pelanggan
Selain itu, juga untuk meningkatkan daya tarik wisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja bagi masyarakat setempat.
Proyek tersebut dikerjakan oleh tim yang diketuai Siti Rohani tidak sendiri. Didukung para anggota lainnya yakni Achmad Suyono, Dimas Wahyu Wibowo, Novitasari, Candrika Citra Sari, dan Nugrahaningtyas Fatma A.
Mereka ingin meningkatkan daya tarik wisata Desa Tulusbesar sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
BACA JUGA:Mahasiswa Polinema Bikin Digital Travel Writing untuk Mendukung Industri Pariwisata
Maka, website itu dibuat untuk mengemas potensi budaya lokal dalam bentuk media digital. Supaya dapat diakses dengan mudah oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Pertama, kami melihat potensi dari Desa Tulusbesar ini cukup besar sebagai destinasi desa wisata budaya,” jelas Siti Rohani dikutip Rabu, 30 Oktober 2024.
Sebab, lanjutnya, desa wisata budaya sebenarnya tidak banyak. Apalagi, di sekitar Kecamatan Tumpang, merupakan jalur menuju wisata Gunung Bromo.
“Hal itu menurut kami adalah kesempatan yang lumayan besar sebagai tempat wisata.” jelasnya.
BACA JUGA:Polinema Kembangkan Modul Pembelajaran Robotika untuk Anak Usia Dini
Desa Tulusbesar memiliki kekayaan budaya yang khas dan unik. Meliputi seni tradisional, kerajinan tangan, dan ritual lokal yang mencerminkan kearifan budaya.
Beberapa atraksi budaya, seperti tarian Topeng Malangan, Tari Beskalan, hingga kreasi jaran kepang dari bambu, memiliki nilai edukatif dan daya tarik tinggi bagi wisatawan.