Polinema Gelar Creative Teaching untuk Guru di Tumpang, Gandeng Pakar dari Malaysia

Prof. Muhammad Kamarul Kabilan dari Universiti Sains Malaysia memaparkan materi tentang pembelajaran kreatif di hadapan para guru SD dan SMP se-Kecamatan Tumpang.--
MALANG, HARIAN DISWAY - Aula Kantor Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang dipenuhi suasana hangat bercampur gelak tawa pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Terlihat puluhan guru SD dan SMP mengikuti rangkaian kegiatan yang berbeda dari biasanya. Mereka bernyanyi bersama, membuat yel-yel kelompok, hingga memperkenalkan diri menggunakan bahasa inggris dengan gaya yang unik dan penuh antusias.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pelatihan Creative Teaching melalui skema Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Tujuannya, untuk membantu para tenaga pendidik agar mampu menciptakan proses belajar mengajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan selaras dengan perkembangan kurikulum.
BACA JUGA:Tim PKM Polinema Kembangkan Website Bilingual, Ingin Bawa Desa Wisata Tulusbesar Mendunia
BACA JUGA:Tim Abdimas Polinema Latih Guru SMPIT As-Salam Membuat QR Code Literasi Multibahasa
Wakil Direktur Direktur Bidang Pendidikan dan Pengaran Politnema Kurnia Ekasari menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kontribusi nyata kampus untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah.
“Melalui kolaborasi dengan narasumber internasional, diharapkan para guru dapat menerapkan metode pengajaran kreatif yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda saat ini,” ungkapnya membuka kegiatan.
Kegiatan tersebut turut melibatkan belasan dosen Polinema dari berbagai bidang keahlian serta beberapa jajaran dosen muda lainnya yang aktif dalam pengembangan metode pembelajaran inovatif.
BACA JUGA:Tim PKM Polinema Dorong Bengkel Sudimoro Diesel Malang Raih Loyalitas Pelanggan
Polinema juga menggandeng narasumber internasional dari Universiti Sains Malaysia Prof Muhammad Kamarul Kabilan. Ia dikenal sebagai pakar pendidikan melalui gagasannya mengenai pembelajaran kreatif, kolaboratif, dan berbasis pengalaman.
Dalam pemaparan materinya, Prof Kabilan mengingatkan bahwa menjadi guru kreatif tidak harus bergantung pada teknologi modern atau peralatan mahal.
“Guru bisa memanfaatkan benda-benda sederhana di sekitar, asalkan ada kreativitas, komunikasi yang baik, dan kerja sama dalam kelas,” jelasnya kepada para peserta pelatihan.
Ia turut mengajak para guru untuk melihat kelas sebagai ruang eksplorasi ide tanpa batas, sebuah tempat agar siswa dapat bereksperimen, bekerja sama, dan menemukan potensi dirinya.
BACA JUGA:Polinema Kembangkan Modul Pembelajaran Robotika untuk Anak Usia Dini
BACA JUGA:Kalahkan Ubaya dan UB, Polinema Malang Raih Medali Emas E-Sport PUBG
Selama kegiatan berlangsung, para peserta pelatihan tidak hanya mendengarkan materi, namun juga aktif mengikuti berbagai simulasi dan permainan edukatif.
Mereka berlatih membuat ice-breaking, menyusun kegiatan interaktif, hingga mencoba teknik storytelling dan presentasi menarik yang bisa diterapkan di kelas.
Pendekatan itu bertujuan untuk mengasah empat kompetensi utama di abad ke-21, yaitu berpikir kritis, berkomunikasi efektif, berkolaborasi, dan berkreasi.
Salah satu peserta mengaku terkejut karena pelatihan ini jauh dari kesan formal dan monoton.
“Awalnya saya pikir kami hanya akan duduk mendengarkan teori, ternyata kami diajak bermain sambil belajar. Rasanya menyegarkan, seperti kembali jadi murid lagi,” ungkapnya sembari tersenyum.
BACA JUGA:Mahasiswa Polinema Bikin Digital Travel Writing untuk Mendukung Industri Pariwisata
BACA JUGA:Listrik Gratis dari Renewable Energy Polinema untuk PPYD Al-Ikhlas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: