E Commerce Raksasa dan Diskriminasi Harga: Siapa yang Diuntungkan dan Dirugikan?

Rabu 13-11-2024,19:31 WIB
Oleh: Tyaga Adinata Povannes

Pada era digital ini, perusahaan e-commerce semakin sering menggunakan algoritma untuk menentukan harga berbeda bagi setiap pelanggan. Algoritma bekerja dengan melihat data pengguna, seperti lokasi, perangkat, dan riwayat belanja. 

Sayangnya, praktik itu menimbulkan pertanyaan tentang keadilan bagi konsumen.

Penyalahgunaan etika bisnis tampak nyata dalam diskriminasi harga berbasis algoritma tersebut. Dengan menargetkan pelanggan setia atau konsumen di wilayah tertentu, perusahaan sering kali menawarkan harga yang lebih tinggi tanpa transparansi. 

BACA JUGA:Mata Uang Malaysia dan Filipina Turun, Rupiah Menguat Rp 15.651 Terhadap Dolar AS di 11 November 2024

Konsumen merasa tertipu ketika menyadari bahwa produk yang sama ditawarkan dengan harga berbeda kepada orang lain tanpa alasan yang jelas. 

Praktik seperti itu, yang terlihat pada beberapa platform besar, menunjukkan bagaimana data konsumen dapat dimanfaatkan dengan cara yang melanggar prinsip keadilan. 

Selain itu, perusahaan besar yang punya banyak data bisa menurunkan harga secara khusus untuk mencegah pelanggan berpindah ke pesaing lebih kecil. Akibatnya, persaingan yang sehat terganggu, dan konsumen jadi memiliki lebih sedikit pilihan.

BACA JUGA:Mendagri Segera Hapus BPHTB dan Retribusi PBG Untuk Mudahkan Masyarakat Punya Rumah

Contohnya, Orbitz, yaitu perusahaan penyedia jasa travel mulai menawarkan hotel dengan harga lebih tinggi kepada pengguna Mac pada tahun 2012. 

Itu dilakukan setelah menemukan bahwa pengguna Mac cenderung memilih hotel dengan harga lebih tinggi daripada pengguna PC (Wall Street Journal, 2012). 

Selain itu, Amazon juga pernah menggunakan riwayat belanja untuk menawarkan harga lebih tinggi pada produk yang sering dibeli pelanggan. 

BACA JUGA:Percepat Transisi Energi, Perusahaan Green Energy Didorong untuk IPO

Harga yang ditetapkan oleh platform transportasi seperti Gojek dan Grab disesuaikan dengan permintaan dan lokasi, sehingga harga sering naik di jam sibuk atau di lokasi ramai. 

Selain itu, Booking.com mengubah harga berdasarkan lokasi geografis pengguna. Misalnya, harga akan lebih tinggi untuk pengguna dari negara berpendapatan tinggi dibandingkan dengan pengguna dari negara berpendapatan lebih rendah. 

Lalu Investigasi yang dilakukan oleh Wall Street Journal menunjukkan bahwa Staples menawarkan harga yang lebih rendah kepada konsumen di daerah yang tidak memiliki persaingan langsung, di dekat pesaing toko fisik seperti Office Depot. 

Kategori :