Sejarah Hari Hak Asasi Manusia Internasional, 10 Desember 2024

Selasa 10-12-2024,07:00 WIB
Reporter : Angelina Aurellia*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Deklarasi itu mengatur hak-hak dasar yang harus dimiliki setiap individu. Termasuk hak untuk hidup, kebebasan, keamanan pribadi, kebebasan berekspresi, dan hak atas pendidikan.

Deklarasi itu disusun oleh komite yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt, istri Presiden AS Franklin D. Roosevelt, yang menjadi salah satu tokoh utama dalam pembentukan PBB.

BACA JUGA:World for Ganjar-Mahfud Ingatkan Parlemen Indonesia:Jangan Takut Aktifkan Hak Angket!

Komite itu terdiri dari berbagai delegasi negara yang beragam. Termasuk negara-negara dengan latar belakang politik, sosial, dan budaya yang berbeda.

Meskipun tidak bersifat mengikat secara hukum, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia merupakan landasan moral bagi negara-negara di dunia untuk menghormati dan melindungi hak-hak individu.

Perayaan Hari Hak Asasi Manusia Internasional

Sejak pengesahannya pada tahun 1948, Hari Hak Asasi Manusia Internasional dirayakan setiap 10 Desember untuk mengenang momen bersejarah tersebut.

Tujuan utama perayaan itu adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hak asasi manusia dan mendorong pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat sipil untuk mengambil tindakan nyata dalam melindungi hak-hak individu.

Hari Hak Asasi Manusia Internasional juga menjadi kesempatan bagi PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam pemajuan hak asasi manusia di berbagai negara.

BACA JUGA:Gerakan Salam Empat Jari Dorong Hak Angket Pemilu 2024 hingga Kawal Pilkada

Setiap tahun, PBB memilih tema tertentu untuk perayaan tersebut. Tema yang relevan dengan isu-isu hak asasi manusia terkini. Seperti kesetaraan gender, kebebasan berbicara, atau hak minoritas.

Meskipun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia telah memberikan pijakan yang kuat untuk perlindungan hak asasi manusia, tantangan besar dalam penerapannya masih ada.

Pada abad ke-20 dan 21, banyak negara mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan. Seperti penindasan terhadap minoritas, diskriminasi rasial, dan pembatasan kebebasan berbicara.

BACA JUGA:Resmi! Tiga Parpol Usulkan Hak Angket Kecurangan Pemilu, PKB Beri Kritikan Pedas


PBB mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai langkah pertama dalam mewujudkan visi dunia yang bebas dari penindasan.-Screenshoot/YouTube-

Organisasi-organisasi internasional dan aktivis hak asasi manusia terus memperjuangkan penegakan hak asasi manusia di seluruh dunia.

Selain itu, sejumlah perjanjian internasional dan konvensi telah diadopsi untuk memperkuat perlindungan hak-hak tertentu.

Kategori :