BACA JUGA:Misteri Ibu Muda dan Bayi Mati di Bojongsari, Depok
Rauf: ”Setelah istri saya diperiksa, dokter mengatakan, air ketuban sangat kurang, tapi harus segera dilahirkan. Katanya, harus operasi caesar. Di situ tidak bisa caesar, maka dirujuk ke RSI Cempaka Putih.”
Di RSI Cempaka Putih, Feni melahirkan secara caesar menggunakan fasilitas BPJS, Senin, 16 September 2024, pukul 09.05 WIB. Begitu bayi lahir, menurut Rauf, yang saat itu menunggu di dekat situ di luar ruang persalinan, bayi tidak diberikan kepada ibundanya. Mungkin, karena operasi caesar.
Rauf kemudian dipanggil perawat agar masuk untuk melantunkan azan di telinga bayi, sesuai aturan Islam. Rauf masuk, melihat bayi sudah dibedong (diselimuti, cuma kelihatan wajah). Rauf melantunkan azan. Begitu azan selesai, bayi langsung dibawa perawat ke ruang lain.
BACA JUGA:Liku-Liku Sidik Kasus Bayi Gagal Ginjal
BACA JUGA:Lihat sang Bunda Dipukul Elpiji, Bayi Ahza Histeris
Rauf: ”Saya mau foto bayi dilarang. Saya maksa, tetep dilarang. Saya protes, ini anak saya, buat bukti ke keluarga di rumah. Akhirnya saya maksain foto bayi. Langsung bayi dibawa ke ruang lain, sampai saya belum sempat tanya jenis kelaminnya apa?”
Rauf mengaku, setelahnya, ia diminta menunggu di luar ruangan. Ia diberi tahu bahwa bayinya perlu perawatan. Ia diberi tahu, bayinya dibawa ke NICU (Neonatal Intensive Care Unit) ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir. Ia minta melihat bayinya, dilarang perawat.
Tidak dijelaskan, apakah ruang NICU di situ berdinding kaca, seperti umumnya? Tidak diberi tahu. Maka, ia menunggu di ruang tunggu.
BACA JUGA:Bayi Tertukar, Ingat Dewi dan Cipluk
BACA JUGA:Tukar Bayi, Enam Bulan Jadi Sebulan
Esoknya, Selasa, 17 September 2024, bayi itu dinyatakan meninggal. Diberitahukan kepada Rauf yang saat itu sedang tidak di rumah sakit, melainkan mengurus akta kelahiran.
Kabar duka tersebut membuat ia buru-buru balik ke RS. Rauf disuruh masuk perawat ke ruangan lain (bukan lagi di NICU).
Rauf: ”Saya sedih banget. Kesel (marah) juga, karena enggak sempat lihat badan anak saya. Terus, di dalam ruangan itu anak saya sudah dikafani rapi. Saya disuruh bawa.”
Jenazah dibawa pulang. Rauf sangat kepo. Maka, tiba di rumah, ia membuka kafan jenazah. Saat itulah, ia melihat jenazahnya lebih besar daripada yang sempat ia lihat ketika diazani.
BACA JUGA:Bayi Tertukar di Bogor Sudah Pulang