No Viral, No Justice: Media Sosial Menjadi Ruang Publik Baru di Era Digital

Selasa 17-12-2024,11:21 WIB
Oleh: Ani Purwati*

BACA JUGA:Jual Beli Keadilan di Restorative Justice

BACA JUGA:First Impression Juvenile Justice: Anak-Anak yang Bikin Darah Tinggi  

Hal itu memberikan kebebasan kepada individu untuk menyoroti isu-isu yang penting bagi mereka, menciptakan hubungan simbiosis antara pengguna dan budaya media baru.

Fenomena tersebut juga relevan dengan teori uses and gratifications yang diperkenalkan Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori tersebut menjelaskan perilaku pengguna media, yang mengungkapkan bagaimana pengguna media dapat berperan aktif dalam memilih dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan tertentu, termasuk menggunakan dan memilih media sosial. 

Dalam kasus-kasus viral di media sosial, pengguna dengan sengaja memanfaatkan platform tersebut untuk menyuarakan ketidakadilan, menarik perhatian publik, dan menuntut perubahan. 

BACA JUGA:Restorative Justice dari Padang Lawas

BACA JUGA:Social Justice di Tuntutan Mati Herry Wirawan

Media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana pemenuhan kebutuhan emosional, sosial, dan advokasi.

Kombinasi konsep user generated content dan teori uses and gratifications itu makin menunjukkan bahwa media sosial dapat menciptakan ruang publik digital di mana isu-isu yang sebelumnya terabaikan menjadi perhatian publik. 

Melalui partisipasi aktif pengguna, isu yang viral dapat menggerakkan opini publik, mendorong perubahan, dan menuntut penegakkan keadilan dari pihak berwenang. 

BACA JUGA:Restorative Justice di Vanessa Angel

BACA JUGA:Restorative Justice dari Kwitang

Fenomena itu memperlihatkan bagaimana media sosial, yang digerakkan oleh penggunanya, mampu mengubah dinamika keadilan sosial di era digital.

MEDIA SOSIAL MENJADI RUANG PUBLIK BARU DI ERA DIGITAL?

Faktanya, beberapa fenomena makin menunjukkan bahwa media sosial telah berkembang menjadi ruang publik baru, tempat di mana suara-suara yang sebelumnya tak terdengar akhirnya menggema, memaksa pihak berwenang untuk bergerak. 

Sebuah unggahan sederhana, lengkap dengan bukti visual atau narasi emosional, mampu menggerakkan hati ribuan orang dan menyalakan percakapan yang membakar tuntutan akan keadilan. 

Kategori :