Media sosial, sebagai platform yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang lain, media sosial memberikan ruang bagi orang untuk memenuhi kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri mereka.
KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN MELALUI MEDIA SOSIAL
Di media sosial, individu sering kali mencari pengakuan dari orang lain melalui like, komentar, jumlah pengikut, dan bentuk interaksi lainnya. Itu sesuai dengan konsep penghargaan diri (self-esteem) dan penghargaan dari orang lain (esteem from others) dalam teori Maslow.
Pengguna media sosial berusaha untuk dihargai dan diakui atas apa yang mereka bagikan, baik itu prestasi, pendapat, atau identitas mereka. Sebagai contoh, seseorang yang memosting pencapaian atau konten kreatif dapat memperoleh pengakuan melalui interaksi sosial seperti komentar positif atau berbagi konten.
Fenomena itu memungkinkan individu merasa dihargai dan diakui orang lain, yang akan memberikan kepuasan diri serta meningkatkan rasa percaya diri dan dapat memenuhi kebutuhan akan penghargaan.
Menurut Honneth, pengakuan dari orang lain di media sosial membantu individu untuk mengonfirmasi nilai diri mereka secara sosial.
Tanpa pengakuan tersebut, individu mungkin merasa terisolasi atau kurang dihargai, yang dapat menghambat perkembangan pribadi dan sosial.
Media sosial, dengan kemampuan untuk memberikan pengakuan secara langsung, dapat menjadi saluran utama untuk memenuhi kebutuhan ini di era sekarang, meskipun ada juga potensi bahaya terkait ketergantungan pada validasi eksternal yang tidak selalu mendalam atau berkelanjutan.
Selain pengakuan, media sosial memberikan platform untuk aktualisasi diri. Dalam konteks teori Maslow, aktualisasi diri merujuk pada proses pencapaian potensi penuh dan pemenuhan tujuan hidup seseorang.
Media sosial memungkinkan individu untuk mengekspresikan dan memperbarui identitas mereka, berbagi pencapaian, karya seni, atau ide-ide yang mencerminkan perkembangan dan potensi pribadi mereka.
Misalnya, seorang seniman dapat memosting karya-karya mereka di Instagram atau TikTok untuk mendapatkan pengakuan dan menunjukkan bakat mereka kepada audiens yang lebih luas.
Itu tidak hanya memberikan ruang bagi mereka untuk memperoleh pengakuan, tetapi juga membantu mereka merasa bahwa mereka telah mencapai bagian dari potensi mereka.
Namun, pengakuan dari masyarakat melalui media sosial sering kali bersifat sementara dan bergantung pada tren, algoritma, dan norma sosial tertentu.
Oleh karena itu, meski media sosial dapat membantu dalam pencapaian aktualisasi diri, ada risiko bahwa aktualisasi diri yang dicapai melalui media sosial mungkin lebih bersifat dangkal atau bergantung pada validasi eksternal yang tidak stabil.
Prinsipnya, media sosial berfungsi sebagai alat yang mempercepat pemenuhan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri.
Pengakuan yang diterima di platform-platform itu memberikan dampak besar pada bagaimana individu memandang diri mereka dan berusaha untuk mencapai potensi penuh mereka.