Terdapat 361 siswa di SMK Islam Al-Amal. Mereka yang bukan perwakilan kelas berjajar duduk di sekeliling lapangan untuk mendukung perwakilan kelasnya masing-masing.
Mereka berteriak menyemangati ketika teman-temannya sedang bermain. Sembari bertepuk tangan.
Setelah lomba untuk perwakilan kelas selesai, para siswa lain yang bukan merupakan perwakilan juga dipersilahkan bermain untuk merasakan serunya permainan tradisional itu.
Para guru dari SMK Islam Al-Amal tak ketinggalan. Mereka turut mencoba permainan itu setelah siswa dan siswinya selesai.
Bapak dan Ibu Guru dari SMK Islam Al-Amal yang juga turut memeriahkan lomba-Dinar Mahkota Parameswari-Harian Disway
Sementara itu, OSIS SMK Islam Al-Amal juga menyiapkan hadiah untuk pemenang lomba tersebut.
“Setiap jurusan ada pemenangnya. Juara 1 dan 2 dari TKR, Juara 1 dan 2 dari DKV MM. Karena totalnya ada 12 kelas, ada 6 kelas dari TKR, 4 kelas dari DKV dan 2 kelas dari MM. Jadi DKV digabung sama MM,” jelas Fedly Saputra Fanduanta, panitia dari OSIS SMK Islam Al-Amal.
BACA JUGA:Pertunjukan Teater Yannick Stasiak di SMKN 12 Surabaya, Sajikan Simbol Kelahiran-Kematian
Sebelumnya, founder sekaligus Ketua Kampoeng Dolanan Mustofa Sam (Cak Mus), mengadakan briefing dengan 35 anggota OSIS SMK Islam Al-Amal Surabaya.
“Anak-anak OSIS yang menyiapkan kegiatan ini. Termasuk perlengkapannya. Kalau permainannya semua dari kami. Lewat permainan tradisional, mereka belajar manajemen organisasi agar lebih mandiri,” ujarnya.
Cak Mus juga mengungkapkan bahwa anak-anak zaman sekarang bukan tidak tertarik dengan permainan tradisional. Tetapi banyak yang belum mengenal atau teredukasi tentang permainan itu.
Oleh karena itu, Kampoeng Dolanan hadir untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional melalui kerja sama yang dilakukan.
BACA JUGA:IKA UII Ngawi Kembali Gelar Festival Dolanan Anak
Tujuannya, agar anak-anak tidak hanya bermain. Tetapi juga memahami pentingnya melestarikan permainan tradisional.