AKBP Edwar: ”Setelah menghabisi korban, tersangka membuka baju korban untuk membersihkan darah korban di dalam mobil. Kemudian, tersangka menjalankan mobil, membawa korban. Lalu, membuangnya di lokasi penemuan itu.”
Tersangka kabur dengan membawa mobil, HP, dan dompet korban. Mobil itu dibawa pulang tersangka dan dipamerkan ke istrinya.
Edwar: ”Pengakuan tersangka yang sehari-hari bekerja sebagai buruh lepas itu ternyata sebelumnya menjanjikan membelikan istrinya mobil. Ada uang istrinya hasil arisan sudah diserahkan si istri ke tersangka. Tapi, untuk membeli mobil, uang itu masih kurang banyak. Maka, ia merampok mobil taksi itu.”
BACA JUGA:Mayat Mutilasi Dalam Tas Kresek Hijau
BACA JUGA:Mayat Sekeluarga di Kalideres Dipegang, Gembur...
Setelah mendapatkan mobil, tersangka dan istri berangkat ke Jawa Tengah untuk jalan-jalan. Tersangka merasa sudah aman. Sebab, korban dibuang tanpa identitas diri.
Sementara itu, polisi melakukan pemeriksaan forensik jasad korban. ”Satreskrim Polres Karawang bekerja sama dengan Satreskrim Polsek Ciampel membawa jenazah korban ke rumah sakit untuk visum. Hasilnya, ditemukan luka bekas sayatan benda tajam di leher. Sekaligus kami ungkap identitas korban.”
Cara pengungkapan identitas korban bisa beragam. Terutama sidik jari. Kalau sidik jari rusak, bisa melalui uji DNA (deoxyribonucleic acid).
BACA JUGA:Polisi Butuh Pakar Belatung Mayat di Kasus Kalideres
BACA JUGA:Mayat Tanpa Kepala di Semak Ilalang
Identifikasi DNA dipelopori ilmuwan ahli ilmu genetika Inggris, Prof Alec Jeffreys, pada 1980-an. Kemudian, uji DNA terus berkembang kian canggih hingga sekarang.
Tracey Leigh Dowdeswell, dalam karyanya yang berjudul Forensic genetic genealogy: A profile of cases solved (2022), menyebutkan, analisis DNA melibatkan perbandingan profil DNA dan sampel DNA.
Ilmuwan forensik menganalisis dampak waktu dan sensitivitas pada kemunculan mikroRNA saat menentukan seberapa baik mereka dapat dideteksi dalam cairan tubuh yang berbeda.
DNA dapat diekstraksi dari berbagai sampel, tetapi dalam kasus identifikasi tubuh, sebagian besar ilmuwan menggunakan gigi yang tahan terhadap kerusakan dan degradasi daripada rambut, darah, dan jaringan tubuh.
Metode umum ekstraksi DNA meliputi Fenol, Chelex, Silika, dan manik-manik magnetik. Berdasar hasil banyak riset, tingkat akurasi uji DNA 99,99 persen. Hampir mutlak akurat.
Hasil kemajuan teknologi genetika membuat penyidik kriminal di seluruh dunia kini menggunakan metode itu untuk mengungkap identitas mayat tak dikenal.