Langkah Menjadi Manusia yang Layak

Jumat 07-02-2025,16:15 WIB
Oleh: Dhimas Anugrah*

Manusia yang layak adalah mereka yang tidak menyakiti sesamanya. Hal ini karena ia menyadari bahwa harga dirinya terikat erat dengan penghormatan terhadap martabat orang lain. Ia memahami bahwa dalam setiap tindakan baik yang dilakukan, ia tidak hanya menjaga harmoni sosial, tetapi juga memperdalam kesadaran akan tanggung jawab moral di dunia ini. 

Sejalan dengan ini, Immanuel Kant menyatakan: "Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan kemanusiaan, baik dalam dirimu sendiri maupun dalam diri orang lain, selalu sebagai tujuan, dan bukan semata-mata sebagai sarana". (Groundwork of the Metaphysics of Morals) Trans. by Mary Gregor. Cambridge: Cambridge University Press, 1997.

Artinya, bagi Kant, manusia perlu diperlakukan sebagai tujuan, bukan sekadar sarana. Ini karena setiap manusia memiliki martabat yang melekat pada dirinya sendiri. Dengan mengakui martabat ini, manusia diajak memperlakukan orang lain dengan penghormatan yang sama seperti yang ia harapkan untuk dirinya sendiri. 

Sikap yang memperlakukan manusia hanya sebagai alat, itu melanggar prinsip moral universal dan mencederai keadilan sosial. Kesadaran ini sudah selayaknya mendorong manusia mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap martabat orang lain. Sebab, penghormatan terhadap sesama akan memperkokoh tatanan moral dan menciptakan kehidupan sosial yang harmonis di antara manusia.

Melihat Manusia Lain sebagai Diri Sendir

Dengan demikian, manusia yang layak adalah manusia yang mampu melihat dirinya sebagai bagian dari kumpulan yang lebih besar, di mana setiap insan memiliki nilai intrinsik yang tidak dapat direduksi.

Dalam perspektif filsafat moral, hal ini mengacu pada prinsip kesetaraan universal, di mana semua manusia berhak diperlakukan dengan adil dan penuh penghargaan, tanpa memandang status, agama, latar belakang ekonomi-pendidikan, atau kepentingan pragmatis.

Ketika seseorang memilih tidak menyakiti orang lainnya, ia tidak hanya menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga mengakui bahwa kebahagiaan dan penderitaan orang lain memiliki bobot moral yang setara dengan dirinya sendiri.

BACA JUGA:Gas Melon Hilang, Kelas Menengah Malang

BACA JUGA:Pendidikan Vokasi Saatnya Unjuk Gigi

Prinsip itu sejalan dengan pemikiran Aristoteles tentang “eudaimonia” yang menekankan bahwa hidup yang baik tercapai ketika manusia bertindak sesuai dengan kebajikan ("virtue") dan mempertimbangkan kesejahteraan bersama.

Dengan demikian, manusia yang layak adalah manusia yang hidup dengan kesadaran bahwa harga dirinya sendiri tidak dapat dipisahkan dari martabat orang lain, dan bahwa keharmonisan sosial hanya dapat terwujud-nyatakan melalui penghormatan timbal balik yang tulus.

Jika Kant dan Aristoteles menekankan martabat dan kebajikan sebagai dasar moralitas, Jalaluddin Rumi melangkah lebih tajam dengan melihat kemanusiaan sebagai manifestasi spiritual yang menyatu dalam cinta ilahi.

Dalam perspektif Rumi, manusia yang layak adalah manusia yang melihat dirinya dan orang lain sebagai cerminan dari keilahian yang sama, karena setiap jiwa adalah percikan dari sumber yang satu Rumi (The Essential Rumi. Translated by Coleman Barks. New York: HarperOne, 1995.

Rumi mengajarkan, menyakiti sesama pada dasarnya adalah menyakiti diri sendiri, karena kita semua terhubung dalam jalinan spiritual yang tak terpisahkan. 

Cinta dan kasih sayang, bagi Rumi, bukan sekadar emosi, tetapi prinsip fundamental yang menggerakkan alam semesta, dan manusia yang layak adalah manusia yang hidup dengan kesadaran ini. Ketika seseorang memilih tidak menjahati sesamanya, ia sedang merawat benih-benih cinta dalam dirinya, yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi pohon kebijaksanaan dan kedamaian.

Dengan demikian, manusia yang layak adalah manusia yang memahami bahwa setiap tindakan baik yang dilakukannya adalah langkah menuju penyatuan dengan hakikat kehidupan yang lebih tinggi, di mana tidak ada lagi pemisahan antara "aku" dan "kamu". 

Latihan Menidak: Sebuah Proses yang Perlu

Kategori :