Pria Mutilasi Kekasih di Serang, Banten: Anak Kelahi dengan Waktu

Selasa 22-04-2025,17:08 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

BACA JUGA:Diduga, Mutilasi di Malang Itu Direncanakan

Bisa dibayangkan, ketika kaki korban dipenggal, pasti menjerit. Jeritan terakhir. Ngeri sekali.

Jenazah korban ditemukan warga, Jumat, 18 April 2025. Yana ditangkap polisi Sabtu, 19 April 2025. Ia sudah mengakui membunuh Siti. Ia juga menyerahkan golok pemotong, jadi barang bukti hukum.

Mundur ke tahun 2016, merujuk tayangan Trans7, dikisahkan, Yana yatim piatu sejak bayi usia 2 tahun. Ortunya cerai. Ayahnya entah ke mana. Ibunya, Sukmariah, pergi ke Kalimantan tanpa mengajak Yana. Sukmariah di sana kawin lagi, membentuk keluarga baru. Yana diasuh kakek-nenek. 

BACA JUGA:Motif Mutilasi Istri di Malang

BACA JUGA:Mutilasi di Trosobo, Sidoarjo, Jatim, dalam Kacamata Rational Choice Theory

Nenek sehari-hari membikin kerupuk opak untuk dijual. Terbuat dari nasi aking yang dikukus, lalu dicampur terigu, ditumbuk dengan alu kayu. ”Campur terigu supaya lengket,” ujar nenek di tayangan itu.

Setelah tumbukan halus, dicampur adonan bumbu yang terdiri atas bawang merah dan putih, garam, gula. Lantas, adonan digilas dengan botol. Membentuk lempengan putih bundar mirip kulit martabak telur. Kemudian, dijemur seharian. Terakhir digoreng, hasilnya dimasukkan kantong plastik. 

Nah… Yana menjajakan opak itu keliling kampung jalan kaki. Harganya Rp 500 per opak. Hasil penjualan per hari katanya Rp 20 sampai 30 ribu. Ditayangkan Trans7, Yana berbaju merah. Saat diwawancarai, ia mewek, mengatakan: ”Ternyata itu bukan ibu asli saya. Itu nenek. Saya ingin ketemu ibu saya.”

BACA JUGA:Mayat Mutilasi Dalam Tas Kresek Hijau

BACA JUGA:Inilah Mutilasi yang Asli

Di situ melasnya. Penonton Indonesia yang suka drama sinetron melankolis bisa ikutan mewek. Tapi, itu juga inspiratif. Menggambarkan semangat juang anak yatim piatu yang miskin. Seperti lirik lagu Iwan Fals: ”....Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu….”

Apalagi, pewawancara memancing: ”Apa kamu nggak main dengan teman-teman?” Pada ilustrasi, tampak Yana berjualan di kerumunan anak bermain, ketawa-tawa. Dijawab Yana: ”Saya diajak main, tapi nolak karena jualan opak…” sambil mengusap mata. ”Tapi, kalau selesai jualan, saya ikut main.”

Maksudnya, Yana berkelahi dengan waktu, kehilangan waktu bermain di masa itu.

BACA JUGA:Korban Dimutilasi saat Masih Hidup

BACA JUGA:Kepala Cantik Korban Mutilasi Itu…

Kategori :