Pria Mutilasi Kekasih di Serang, Banten: Anak Kelahi dengan Waktu

Selasa 22-04-2025,17:08 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Setelah itu, tidak ada tayangan tentang Yana lagi. Ia bukan tokoh. Ia cuma dipungut reporter Trans untuk tayangan tersebut. Tidak diikuti kelanjutan perjalanan hidupnya, kemudian. 

Belum ada konfirmasi resmi dari Trans7, apakah Yana penjaja opak itu adalah Mulyana tersangka pembunuh Siti? Belum ada. Tapi, media massa dan medsos ramai-ramai mengaitkannya. Pun, tidak ada bantahan dari Trans7.

Tahu-tahu Yana jadi pembunuh sadis. Hasil pemeriksaan polisi, pekerjaan terakhir Yana, jagal ayam di tempat pemotongan ayam di Desa Gunungsari, Serang. 

BACA JUGA:Mutilasi Sebatas Perut di Brebes, Jawa Tengah

BACA JUGA:Mutilasi Dukun Lintrik

Sebagai jagal ayam, Yana pasti paham memotong tungkai ayam untuk membikin potongan paha atas paha bawah. 

Setelah Yana ditangkap Sabtu, 19 April 2025, polisi mengatakan, ia disangkakan Pasal 338 KUHP, pembunuhan. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. 

Kemudian, Kapolresta Serang Kota Kombes Yudha Satria kepada wartawan, Senin, 21 April 2025, mengatakan, hasil pemeriksaan terbaru, tersangka merencanakan pembunuhan itu. Sebab, ia pusing lantaran terus-menerus ditagih tanggung jawab menikahi Siti. Pasal diubah 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman maksimal hukuman mati.

Dari penjaja opak yang inspiratif jadi terancam hukuman mati.

Dikutip dari American Psychological Association (APA), volume 47 nomor 2, Februari 2016, berjudul Listening to Killers, karya Rebecca A. Clay, diungkap, bagaimana masa kecil pembunuh. Atau, anak-anak yang bagaimana yang kelak berpotensi jadi pembunuh.

Itu hasil wawancara APA dengan Prof James Garbarino, guru besar psikologi perkembangan di The Pennsylvania State University, AS. Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi, fokus pada perubahan perilaku, pikiran, dan emosi individu sepanjang hidup mereka.

Wawancara itu fokus ke buku karya Garbarino: Lost boys: Why our sons turn violent and how we can save them (New York Free Press, 1999).

Garbarino bukan cuma ilmuwan. Ia kerap diminta pengacara dan pengadilan di AS untuk menganalisis psikologi terdakwa pembunuh. Sampai kini ia sudah 60 kali jadi saksi ahli psikologi perubahan.

Saat jadi saksi ahli, Garbarino meninjau catatan terdakwa, mewawancarai anggota keluarganya, menghabiskan waktu berjam-jam cuma mendengarkan omongan pembunuh, yang biasanya dijatuhi hukuman mati. Menjelaskan, bagaimana mereka berubah dari anak-anak yang lucu jadi orang dewasa pembunuh.

Tujuan pengadilan (negara) adalah uraian Garbarino jadi pelajaran masyarakat supaya tidak menciptakan calon pembunuh.

Wawancara itu panjang. Ringkasnya begini:

Kategori :