Dinamika Ketertarikan dan Meninggalkan Agama di Negara-Negara Maju

Rabu 23-04-2025,05:33 WIB
Oleh: Fileski Walidha Tanjung*

Hal itu menunjukkan bahwa meski terdapat proporsi ateisme yang lebih tinggi di kalangan ilmuwan jika dibandingkan dengan populasi umum, masih ada jumlah signifikan yang memegang keyakinan religius.

Fenomena konversi ke Islam di negara-negara Barat juga menarik perhatian. Di Inggris, sekitar 5.200 orang masuk Islam setiap tahun, dengan mayoritas adalah perempuan. 

Di Amerika Serikat (AS), sekitar 25 persen dari populasi muslim adalah mualaf, banyak di antaranya adalah orang Afrika-Amerika. Motivasi di balik konversi itu beragam, termasuk pencarian makna spiritual, ketertarikan pada ajaran Islam, dan pengalaman pribadi.

BACA JUGA:Agama dan Pusat Unggulan Iptek Bidang Olahraga

BACA JUGA:Tantangan Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama

Pertanyaan yang muncul adalah apakah kemajuan material dan kemapanan ekonomi tidak selalu sejalan dengan kebahagiaan dan kepuasan batin. 

Filsuf seperti Soren Kierkegaard telah lama berargumen bahwa manusia memiliki ”kekosongan eksistensial” yang tidak dapat diisi pencapaian duniawi semata. 

Dalam konteks itu, agama menawarkan dimensi transendental yang memberikan makna dan tujuan hidup, yang mungkin menjelaskan mengapa individu di negara maju mencari spiritualitas meskipun telah mencapai kemapanan material.

BACA JUGA:Esoterisme Agama dan Asuransi Politik

BACA JUGA:Seragam dan Seragaman, Polemik Baju Seragam Anak Sekolah

Namun, penting untuk menghindari generalisasi yang menyederhanakan hubungan antara religiusitas dan kemajuan. Negara-negara seperti Jepang menunjukkan bahwa masyarakat dapat mencapai tingkat kemajuan tinggi dengan tingkat religiusitas yang berbeda. 

Sebaliknya, beberapa negara dengan tingkat religiusitas tinggi menghadapi tantangan dalam pembangunan. 

Hal itu menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kebijakan publik, pendidikan, dan budaya memainkan peran penting dalam menentukan arah kemajuan suatu negara.

BACA JUGA:Korporasi Tambang Cabang Ormas Keagamaan

BACA JUGA:Mencegah Konflik, Mengembangkan Moderasi Beragama

Dalam menganalisis hubungan antara religiusitas dan kemajuan, kita dihadapkan pada kompleksitas interaksi antara nilai-nilai spiritual dan material. 

Kategori :