HARIAN DISWAY - Body positivity adalah gerakan sosial yang mendorong penerimaan terhadap semua bentuk tubuh, tanpa memandang ukuran, bentuk, warna kulit, gender, maupun kemampuan fisik.
Gerakan ini lahir dari kepercayaan bahwa kecantikan adalah konstruksi sosial, dan harga diri seseorang tidak seharusnya diukur dari penampilan semata.
Akar gerakan ini dapat ditelusuri ke fat acceptance movement pada 1960-an, sebelum akhirnya berkembang menjadi lebih inklusif untuk semua tipe tubuh, baik yang kurus, gemuk, maupun di antaranya.
BACA JUGA: Cantik Alami dengan Air Beras, Ini 7 Manfaatnya
Sejarah Singkat Perjalanan Body Positivity
Awalnya, pada era 1960-an, gerakan ini berfokus pada menghapus stigma terhadap tubuh gemuk. Di tahun 1990-an, fokusnya meluas dengan mendorong akses berolahraga untuk semua ukuran tubuh.
Kemudian, era media sosial mempercepat popularitas gerakan ini, melalui kampanye dan tagar seperti #effyourbeautystandards.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Bedak untuk Tampil Cantik dan Percaya Diri Sepanjang Hari
Manfaat Body Positivity untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Body positivity meningkatkan kesehatan mental dan membangun hubungan sehat dengan tubuh-Milko-Getty Images Signature
Menerapkan body positivity membawa banyak manfaat, terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri dan mencegah gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan makan.
Individu yang menerima tubuhnya cenderung merasa lebih bahagia, fokus pada kesehatan dibanding sekadar penampilan, dan mengembangkan hubungan lebih baik dengan tubuh mereka. Gerakan ini juga mendorong perilaku hidup sehat tanpa tekanan sosial yang tidak realistis.
Tantangan dan Kritik terhadap Body Positivity
Meski membawa dampak positif, body positivity tidak luput dari kritik. Salah satunya adalah bagaimana industri komersial sering memanfaatkan gerakan ini untuk tujuan pemasaran tanpa memperjuangkan nilai sejatinya.
BACA JUGA: 5 Bahan Alami yang Membuat Rambut Lebih Sehat dan Cantik
Ada juga kekhawatiran bahwa gerakan ini lebih banyak diwakili oleh kelompok tertentu (seperti perempuan kulit putih berbadan sedang), sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan keragaman tubuh yang ada.
Di sisi lain, ada perdebatan tentang apakah gerakan ini tanpa sadar mengabaikan pentingnya kesehatan fisik, serta tekanan baru untuk "selalu" merasa positif terhadap tubuh.
Membangun Citra Tubuh yang Positif
Untuk membangun citra tubuh yang lebih sehat, beberapa langkah penting bisa diikuti, antara lain: