Dalam JOMO, seseorang belajar menetapkan batasan, mengatur waktu, dan membangun kesadaran atas apa yang benar-benar dibutuhkan. --Pinterest
Langkah-langkah sederhana seperti mengurangi waktu bermain media sosial, menetapkan jam bebas gawai, hingga mulai berlatih mindfulness dapat membantu individu bertransisi ke gaya hidup yang lebih tenang.
BACA JUGA: Nonton Konser K-Pop, Fans, atau Sekadar FOMO?
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada individu, tapi juga kelompok sosial. Dalam banyak komunitas, mulai terlihat pergeseran nilai dari konsumtif terhadap informasi ke arah lebih selektif dan reflektif.
Orang mulai menyadari bahwa tidak semua hal harus diketahui, tidak semua acara harus diikuti, dan tidak semua tren harus digandrungi.
Pada akhirnya, pilihan berada di tangan masing-masing. Apakah terus mengejar apa yang sedang terjadi di luar sana atau mulai menyadari nilai dari apa yang ada di hadapan.
BACA JUGA: Bank BNI Resmi Keluarkan TapCash Desain NCT 127, Bikin NCTzen FOMO!
Hidup tidak selalu tentang tidak ingin tertinggal, melainkan tentang keberanian untuk memilih yang membuat hati lebih tenang. FOMO mungkin menawarkan keseruan sesaat, tetapi JOMO bisa menjadi jalan menuju ketenangan yang lebih lestari. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya