“Setiap perusahaan harus punya alat. Tidak boleh manual. Agar masyarakat bisa tahu mana yang bayar dan mana yang bebas parkir,” tandasnya.
Saat sidak berlangsung, Eri bahkan menemukan sejumlah jukir yang bukan merupakan warga Surabaya. Ia menyesalkan keberadaan jukir dari luar daerah tersebut yang dinilai merusak citra kota.
“Ada Jukir bukan KTP Surabaya, kan ngerusak Surabaya ini. Kita menata Surabaya, orang Surabaya membangun Surabaya. Yang seperti ini (jukir liar) bukan warga Surabaya. Wah, susah ini,” katanya.
Eri mengajak seluruh warga Surabaya untuk tidak diam apabila menemukan praktik serupa. Ia meminta masyarakat aktif melaporkan keberadaan jukir liar kepada pihak berwenang.
BACA JUGA:Awarding Night Surabaya Tourism Awards 2025, Motivasi untuk Para Pemenang
“Makanya saya minta orang Surabaya, kalau ada kejadian kayak gini, ayo dilawan. Anda ini adalah pahlawane Surabaya, yang jaga Surabaya. Ayo dilawan, kalau tidak berani melawan, langsung telepon CC 112. Kami datangi bareng-bareng,” tandasnya.
Operasi penertiban jukir liar ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam menata ketertiban umum serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara transparan dan akuntabel. (*)