BACA JUGA:Kisah Nathan dan Tristan, Saudara Kembar Lolos SNBP Unair 2025
“Riset bukan hanya tentang publikasi, tapi juga tentang pengaruh dan perubahan. Dan kita sudah membuktikan itu,” ujarnya mantap.
Sementara itu, dari sisi pemeringkatan global, Unair tengah menanti kabar baik. Saat ini, kampus tersebut menempati posisi ke-308 dunia dalam daftar Live Metric Evaluation and Assessment (LMEA). Tapi Prof Madyan optimistis: angkanya bisa naik.
“Kami sedang menunggu pengumuman dua hari lagi. Mudah-mudahan hasilnya membawa kita ke posisi yang lebih baik,” ujarnya sambil tersenyum.
Tapi bagi Prof Madyan, bukan sekadar peringkat yang jadi tujuan. Lebih dari itu, ia ingin memastikan bahwa riset-riset yang dihasilkan tak berhenti di jurnal akademik. “Hilirisasi akan jadi ruh dari seluruh kegiatan riset kita,” tegasnya.
BACA JUGA:SNBP Unair 2025: Hanya 8,37% yang Lolos, Perempuan Mendominasi! Ini 10 Prodi Terfavorit
BACA JUGA:Tiga Kandidat Berebut Kursi Rektor Unair, Adu Gagasan demi Masa Depan Kampus
Ia ingin memperkuat kerja sama dengan industri, mengarahkan hasil penelitian agar benar-benar bisa masuk pasar, menyentuh masyarakat, dan menyelesaikan masalah konkret. Bahkan ia berharap lulusan Unair mampu menjawab berbagai tantangan global.
“Kalau bisa berdampak, maka itulah makna sebenarnya dari universitas,” pungkasnya.
Dengan visi seperti itu, Prof Madyan tidak hanya menjanjikan kelanjutan. Ia menggarap masa depan. Dari lantai lima Kampus C, estafet perubahan itu resmi dimulai. (*)