Estafet Kepemimpinan Rektor Unair Baru, Prof Madyan Bawa Misi Unair Berdampak

Selasa 17-06-2025,17:07 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Noor Arief Prasetyo

"Langkah pertama saya adalah mempertahankan capaian yang luar biasa ini," katanya.

"Lalu, kami akan berusaha meningkatkannya, terutama dalam aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi," tambahnya.

BACA JUGA:Peserta UTBK-SNBT di Unair Harus Ganti Alas Kaki di Ruang Transit Sebelum Ikut Ujian, Ini Alasannya

BACA JUGA:Orasi Ilmiah Guru Besar Unair Prof Lilis: Semua Bisa Terpapar Mikroplastik

Ia merujuk pada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Namun yang paling ia tekankan adalah hilirisasi riset—bagaimana hasil penelitian bisa masuk ke dunia nyata dan memberi dampak langsung.

"Kami ingin memperkuat kolaborasi dengan industri. Ini langkah penting untuk menjawab tantangan zaman, termasuk tingginya angka pengangguran lulusan terdidik."

Unair, menurutnya, tak boleh hanya jadi menara gading. Ia harus hadir di tengah masyarakat, menyelesaikan persoalan dengan ilmu dan inovasi. Hilirisasi menjadi kunci agar karya akademik tak berhenti di jurnal, tetapi menjelma produk nyata.

Tak hanya itu. Prof Madyan juga menargetkan peningkatan jumlah guru besar. Saat ini, proporsinya sudah mencapai 18 persen. Sebuah lompatan besar dari angka 6 persen saat ia menjabat sebagai Wakil Rektor tahun 2015.

BACA JUGA:Inilah Tiga Calon Rektor Unair 2025–2030

BACA JUGA:6 Guru Besar Baru UNAIR Segera Dikukuhkan


Berbagai tokoh penting juga turut hadir menyaksikan pelantikan rektor baru Universitas Airlangga (UNAIR) Muhammad Madyan di aula Garuda Mukti gedung Manajamen Kampus C UNAIR. -Subastian Salim-HARIAN DISWAY

"Unair mencetak 64 guru besar pada 2023 dan 72 guru besar di 2024. Ini prestasi luar biasa," ujarnya. Ia menargetkan angka itu naik ke 20 persen. "Kami akan dorong terus."

Visi ini sejalan dengan misi jangka panjang Unair: menjadi kampus yang tak hanya unggul secara akademik, tapi juga berdampak langsung ke masyarakat. Ia ingin para dosen tak hanya mengajar, tapi juga meneliti dan menciptakan solusi. Mahasiswa tak hanya belajar, tapi juga berkontribusi.

Bagi Prof Madyan, keberlanjutan adalah kata kunci. Ia tak sekadar ingin membuat terobosan baru, tapi juga menjaga apa yang sudah dibangun oleh pendahulunya. "Kita tidak mulai dari nol. Tetapi dari fondasi yang kokoh."

Dari sisi produktivitas riset, Prof Madyan menyebut angka yang mencengangkan: sekitar 3.200 riset tercatat setiap tahun dari kampus ini. Bukan hanya angka di atas kertas, tapi juga menjadi daya ungkit percepatan kenaikan pangkat dosen serta penguatan kualitas akademik.

BACA JUGA:Spaghetti Bolognese, Cita Rasa Kreasi Mahasiswa Manajemen Perhotelan Unair

Kategori :