Dari Taichi Hingga Senam Dahlan: Panggung Penuh Makna Ulang Tahun Harian Disway

Jumat 04-07-2025,18:35 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sorotan lampu sore belum juga padam ketika sosok Annie Wong melangkah pelan ke tengah area halaman kantor. Kali ini bukan untuk berjoget seperti sebelumnya, melainkan untuk mempersembahkan sebuah penampilan yang lebih sunyi, namun tak kalah memikat: taichi.

Dengan busana warna putih longgar khas gerakan seni bela diri tersebut, Annie memulai gerakannya perlahan. Luwes. Penuh ketenangan. Iringan musik tradisional yang lembut mengiringi tiap liukan tangan dan gerakan kaki. Hadirin yang semula masih ramai, mendadak hening. Semua mata tertuju padanya.

Penampilan Annie semakin istimewa karena ia bukan tampil sebagai pejabat perusahaan, melainkan sebagai murid dari komunitas lokal. Dahlan Iskan yang pergi ke tengah halama yang jadi panggung menyambut penampilan itu dengan bangga.

"Beliau ini belajar taichi bukan dari Amerika, bukan dari Tiongkok," ujar Dahlan sambil tersenyum, "tapi dari Surabaya. Dari Duta Taichi Indonesia besutan Toni Liono."

BACA JUGA:Flashmob Sure Five dari Line Dance, Semarakkan Ulang Tahun Kelima Harian Disway

BACA JUGA:Magang Spesialis Media Sosial Harian Disway: Lebih dari Sekadar SKS


Kirun memberikan persembahan lagu rek ayo rek di ulang tahun Harian Disway ke 5. --HARIAN DISWAY

Tepuk tangan membahana. Bukan sekadar tepuk tangan apresiasi, tapi tepuk tangan yang membuktikan bahwa seni dan budaya bisa tumbuh subur di kota sendiri, asal ada ruang untuk berkembang.

Usai Annie menutup penampilannya dengan salam, panggung diisi oleh sosok tak kalah legendaris: Kirun. Komedian asal Jawa Timur itu membawa atmosfer berbeda. Tak langsung menyanyi, ia malah memilih memberi wejangan terlebih dahulu. Dan tentu saja, dengan gaya khasnya yang mengundang tawa.

"Saya orang Jawa Timur asli," ucapnya santai. "Tadi banyak yang nanya: Pak Kirun, lima tahun itu maknanya apa?" tanya Kirun sambil menyapu pandangan ke hadirin.

"Lima tahun itu kalau balita, sehat-sehatnya, lucu-lucunya. Mau masuk PAUD, TK. Lima itu angka keramat. Pancasila lima, rukun Islam lima, sholat lima. Pasaran Jawa juga lima: pon, wage, kliwon, legi, paing. Empat arah mata angin, plus satu pancer di tengah. Rumah tangga biar tentram juga harus pegang lima."

BACA JUGA:Magang Rasa Karyawan di Harian Disway: Serunya Jadi Social Media Specialist

BACA JUGA:Magang Social Media Specialist di Harian Disway: Penuh Pelajaran Tentang Dunia Media Sosial

Hadirin tergelak, tetapi juga menyimak. Wejangannya bukan asal lontar. Ia menjelaskan filosofi angka lima dengan jenaka tapi sarat makna. Bahwa lima bukan sekadar usia Harian Disway, melainkan simbol keseimbangan, keberanian tumbuh, dan pusat dari arah hidup.

Tak lama, Kirun pun menyanyikan lagu Rek Ayo Rek. Dan seperti sudah bisa ditebak, para tamu pun tak tahan untuk tidak ikut bergoyang. Barisan depan mendekat. Bahkan yang tadi duduk manis di belakang pun akhirnya merapat ke panggung. Semua larut dalam irama.

Acara kemudian ditutup dengan satu kejutan terakhir: senam ala Dahlan Iskan. "Bapak Ibu, ayo kita gerak bareng," ajak Dahlan. Tanpa basa-basi, ia langsung memimpin gerakan senam ringan namun menyenangkan. Musik diputar. Lengan diangkat. Kaki dilangkahkan.

Kategori :