Pontensi Wirausaha UMKM Berbasis Pesantren dan Syariah Terbuka Lebar

Sabtu 13-09-2025,17:36 WIB
Reporter : Edi Susilo
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - ”Pesantren itu akhirat, tapi juga tidak boleh melupakan dunia,” celetuk Gus Anas Al Hifni, Direktur Perekonomian Ponpes Sunan Drajat, Jumat malam, 12 September 2025. 

Ucapan itu disampaikan Gus Anas saat acara talkshow Pemberdayaan Usaha Syariah di Masjid Al Akbar Surabaya. Yang digelar dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang digagas Kantor Perwakilan BI Jawa Timur.

Ya, Ponpes Sunan Drajat usaha pondok dijalankan serius. Yang ujungnya dapat mensubsidi biaya santri saat mencari ilmu. ”SPP kami sangat terjangkau. Karena ada usaha di pondok,” paparnya. 

Ada banyak usaha pondok yang digagas oleh Ponpes Sunan Drajat. Salah satunya usaha toserba. Yang kini sudah memiliki 70 titik. Terbesar di beberapa kota seperti Lamongan, Gresik, dan Tuban. 

BACA JUGA:Bank Indonesia Buka Rekrutmen PCPM 40, Cek Syaratnya di Sini!

BACA JUGA:Sambut FESYAR 2025, Gubernur Khofifah Optimistis Akselerasi Ekonomi Syariah dari Jawa Timur untuk Indonesia Semakin Signifikan

Selain toserba, ponpes juga mengelola usaha produksi garam. Yang mampu memproduksi hingga 200 ton dalam sehari. ”Saat tujuh tahun lalu dirintis produksinya hanya 5 ton sehari,” celetuknya.

Berkat beberapa lini usaha itu, keuntungannya bisa disumbangkan untuk subsidi pendidikan di pesantren sendiri. Setahun, keuntungan usaha yang disumbangkan untuk subsidi mencapai Rp16 miliar. ”Dan kami memiliki sekitar 16 ribu santri,” paparnya. 

Gus Anas mengatakan, peningkatan usaha pesantren itu dilandasi beberapa hal. Salah satunya adalah mengembangkan SDM pondok. Dalam setiap usaha, pondok memang merekrut expert untuk merancang strategi bisnis. Sementara santri ikut membantu.

Santri yang semula hanya modal ”mau berbisnis” lambat laun bisa menjadi tahu cara berbisnis. Bahkan expert karena sudah punya pengalaman. ”Yang akhirnya nanti bisa menggantikan expert tadi,” paparnya. 

Sementara itu, Eastern Region Segment Business Lead PT Paragon Technology and Innovation, Richa Wahyu Arifani mengatakan, perusahannya selalu menekankan pendekatan syariah dalam usaha. 

Dikenal sebagai pionir industri kosmetik halal, Paragon selalu mengenalkan jaminan produk bagi konsumen. ”Untuk seluruh proses dari pemilihan bahan sampai jadi, kami memastikan seluruhnya terjamin halal,” katanyi. 

Saat ini, Paragon telah memiliki 14 brand yang bergerak di sektor kosmetik. Dengan lebih 15 ribu karyawan, yang 85 persennya merupakan perempuan. ”Kami menempatkan Ketuhanan dalam lima prinsip Paragon bisa bisa berkembang seperti saat ini,” katanya. 

Advisor Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Ridzky Prihadi tujuan diadakan talkshow ini untuk memberikan motivasi bagi pelaku UMKM. Khususnya yang bergerak dalam bisnis syariah termasuk di lingkungan pesantren. ”Kami harap kesuksesan para narasumber ini bisa direplikasi oleh peserta,” katanya. 

Bisnis UMKM syariah saat ini begitu potensial. Perdagangan global mencatat perkembangan bisnis muslim di 2023 tercatat memiliki nilai 2,43 triliun USD. Dan industri muslim itu diprediksi pada 2028 tembus hingga 3,36 triliun. 

Kategori :