Tema tersebut mengandung arti bahwa sebagai manusia harus selalu rendah hati dan menebarkan cinta kasih terhadap sesama. Seperti kasih ibu pertiwi.
Celeng atau babi menggambarkan sesuatu yang saat ini sedang memporak-porakan bangsa dan kehidupan dunia.
BACA JUGA:Kampung Kreatif Dupak Bangunrejo Meriahkan Peringatan Kemerdekaan RI dengan Sound Horeg dan Dongkrek
BACA JUGA:Naga Api Sepanjang 67 Meter Ramaikan Festival Tarian Naga Api Tai Hang 2025 di Hong Kong
Jika babi itu berhasil dikembalikan ke habitat yang tepat, maka tanaman sayur dan buah pun akan tumbuh subur.
Sedangkan bendera Merah Putih melambangkan persatuan dan kesatuan serta kasih sayang ayah dan ibu. Acara Kirab budaya kemudian dilanjutkan dengan penampilan wayang dan tari-tarian.
Mbangunredjo Art Festival merupakan program rutin setiap satu tahun sekali. Tahun ini, diisi dengan drama monolog, melukis, bedah buku Seribu Gagasan Omah Ndhuwur, tarian, pertunjukan wayang, dan lain-lain.
“Tentu pagelaran seni ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Karena sudah pasti ada anak-anak Sanggar Omah Nduwur yang ingin menampilkan latihan mereka selama satu tahun,” ungkap Semut.
BACA JUGA:4 Golongan Cagar Budaya di Surabaya dan Cara Pelestariannya
BACA JUGA:Tarian Terakhir The Daddies di Istora Senayan dan Pujian dari Sang Rival
Momen Mbangunredjo Art Festival pun menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk unjuk kemampuan di hadapan orang tua dan masyarakat umum.
Itu memunculkan rasa kebanggan tersendiri. Juga meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat atas kegiatan seni di Sanggar Seni Omah Ndhuwur.
Tari-tarian mewarnai acara puncak Mbangunredjo Art Festival. - Tirtha Nirwana Sidik - Harian Disway
“Kepercayaan itu penting. Karena sanggar ini terbuka kepada siapa pun yang ingin membangun secara bersama-sama untuk menyelesaikan persoalan yang ada di kampung ini,” imbuh pria 50 tahun itu.
Dulu, Dupak Bangunredjo adalah lokalisasi terbesar di Surabaya. Kegiatan seni tersebut menjadi salah satu upaya untuk menghapuskan citra lokalisasi. Juga menggerus stigma negatif yang melekat pada kampung tersebut.
BACA JUGA:Transformasi Dolly Dari Eks-Lokalisasi Jadi Kampung Batik dan Sentra Kreatif