Jangan Seperti Seong Gi-Hun

Wawasan sangat berpengaruh pada karya. Terkait citraan visual serta makna yang terkandung di dalamnya. Seperti karya-karya Jessica Iskandar yang mencerminkan kekagumannya terhadap lingkungan sekitar.

Tengoklah lukisan Jessica berjudul Personal Power. Sebuah bunga teratai terlihat mekar dengan kelopak merah mudanya yang merona. Di beberapa sisi terlihat aksentuasi warna kuning sebagai pemanis.

Tampak, Jessica yang cukup cermat dalam membentuk bayangan teratai tersebut yang muncul dalam visual air dengan warna biru pekat.

Lukisan itu memang dibuat atas kekaguman Jessica terhadap bunga teratai. Di matanya, manusia harus memiliki karakter personal seperti halnya bunga teratai. Bunga tersebut dapat tumbuh dalam lingkungan keruh, penuh lumpur dan kurang sedap dipandang.

Namun keberadaan teratai seakan tak terpengaruh sama sekali terhadap kondisi tersebut. Malah, pandangan orang lebih tertuju teratai dengan keindahannya. ”Begitulah manusia. Harus dapat menjadi baik dan unggul, dalam lingkungan yang paling buruk sekalipun,” ungkapnya.

Teratai dengan bentuk daunnya yang lebar dapat memberi keteduhan bagi ikan-ikan. Melindungi mereka dari sengatan matahari. Bisa sebagai sarana bertengger baik serangga maupun katak.

”Maka, manusia harus meneladani bunga teratai. Sebisa mungkin dapat bermanfaat bagi sesama maupun mahluk lain di dunia,” bebernya.

Berbeda objek, dalam lukisan realis berjudul Bored Rich Man, Jessica menggambar figur tokoh film Squid Game yang sedang populer. Sebagai remaja masa kini, Jessica tentu tak asing dengan film tersebut dan menggemarinya.

Dari tayangan itu, dia terinspirasi dengan tokoh Seong Gi-Hun. Untuk memaknainya lewat perspektif kehidupan.

Seong Gi-Hun yang menjadi kaya karena memenangkan game mematikan Squid Game hingga meraup hadiah miliaran Rupiah. Namun ia merasa kekayaannya menjadi tak berarti setelah apa yang dialaminya ketika mengikuti game tersebut.

Sayang ia tenggelam dalam kesedihan, kebosanan dan menjadi lepas kendali. Manusia bisa kaya dan memiliki segalanya tapi dapat berujung pada kebosanan karena segalanya telah diraih.

”Kebosanan itu dapat membuat manusia berubah jadi tak terkontrol tanpa memedulikan nilai moral. Jangan kita sampai seperti itu. Itu sih maksud saya menggambarnya,” ujar remaja 12 tahun itu.

Kartun memang sudah digemari Jessica sejak ia melukis pada usia kurang lebih enam tahun. ”Kira-kira mulai kelas 1 SD. Waktu gambar saya memang banyakan kartunnya,” tuturnya.

Kegemaran pada kartun itu bertahan hingga sekarang. Selain kartun, visualnya cenderung mewujud menjadi animasi dan semacamnya.

Sumber: