Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan Lagi
PT KAI bakal memberlakukan aturan baru Gapeka 2023-Julian Romadhon-Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rupanya prediksi pemerintah untuk mencapai endemi meleset. Persiapan transisi endemi diwacanakan pada April lalu. Bahkan, saat itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan endemi pada September.
Menurutnya, endemi bisa terjadi dengan beberapa syarat. Yaitu tidak ada mutasi virus Covid-19 yang patogenitasnya ganas. Sehingga membuat laju penularannya tinggi.
Para pakar epidemiologi pun cukup ketir-ketir. Pasalnya, pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat pada Mei lalu. Terutama mengizinkan kembali mudik Lebaran. Namun juga optimistis. Bahwa momen mudik Lebaran adalah ujian terakhir. Apabila tak terjadi lonjakan kasus, bisa melengang ke endemi.
BACA JUGA:Vaksin Merah Putih Punya Daya Netral Tinggi
“Eh ini malah ada sub varian baru lagi. Jelas bisa molor lagi," ujar Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo saat dihubungi, Senin, 11 Juli 2022. Hitungannya kembali ke awal. Kasus stabil harus bertahan setidaknya 6 bulan berturut-turut.
Sub varian BA.4 dan BA.5 itu menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo. Bahkan Jokowi menganjurkan kembali masyarakat untuk memakai masker di luar ruangan. Sebab, varian yang kini menyebar ke semua negara itu telah menjadi biang kerok kenaikan kasus dalam beberapa waktu terakhir di Indonesia.
QR CODE layanan tes antigen di Stasiun Gubeng untuk calon penumpang.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Windhu mengatakan, sebetulnya kondisi sudah membaik pada April-Mei lalu. Sudah siap menuju fase endemi. Namun, kenyataannya Indonesia kebobolan lagi oleh varian baru.
Sekarang, jumlah kasus sudah naik. Meski hanya sekitar 4 persen dari puncak Omicron. Tingkat rawat inap rumah sakit di Indonesia juga stabil. Kecuali DKI Jakarta yang sudah mendekati standar 5 persen.
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus Covid-19 nasional nyaris tembus angka 3.000 kasus. Jumlah itu hanya sedikit lebih rendah dibandingkan sehari sebelumnya, yakni 2.705 kasus.
DKI Jakarta kerap menjadi penyumbang kasus terbanyak. Kemarin. sudah tembus 1.675 kasus. Disusul oleh Jawa Barat sebanyak 308 kasus, Banten 257 kasus, Jawa Timur 143 kasus, dan Bali 83 kasus.
“Jawa Timur masih aman. Tapi, Surabaya perlu waspada karena sudah jebol,” tandasnya. Sebab, angka positivity rate Kota Surabaya sudah lebih dari lima persen. Meski angka rawat inap rumah sakit dan kematiannya masih rendah.
Setiap karakteristik varian baru itu tak dikenali oleh antibodi manusia. Sehingga kasusnya bisa kembali naik. Kini, ada sub varian lain pun yang ikut mengancam. Seperti BA.2.75 yang sudah menyebar luas di India. Yang kemungkinan besar bisa masuk ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Sebetulnya, yang 'berdosa' besar itu ya negara-negara luar yang vaksinasinya belum merata. Karena Indonesia, meski bukan produsen vaksin, tapi cakupan vaksinasinya sudah lumayan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: